Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 17 Juni 2025 | 07:51 WIB
Salah satu siswa asal Lebak, Banten Hafiz saat melakukan pendaftaran SPMB secara online. [Sandi/BantenNews]

SuaraBanten.id - Sejumlah siswa yang hendak masuk Sekolah Menengah Atas atau SMA maupun Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK di Kabupaten Lebak, Banten kesulitas saat mendaftar secara online pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Hal serupa juga dialami Asminik, orang tua siswa yang memilih datang langsung ke sekolah untuk memastikan anaknya terdaftar di sistem. Namun, Gubernur Banten Andra Soni dalam tinjauannya memastikan SPMB telah disiapkan dengan baik.

Kesulitan itu salah satunya dialami Hafiz (15), seorang siswa asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten yang mengaku dirinya kesulitan untuk menggugah berkas pendaftaran ke SMK Negeri 1 Rangkasbitung.

"Saya sudah beberapa kali mencoba daftar lewat online tapi gagal terus, gak bisa di upload (berkas-red). Gak tau server atau apanya tuh," kata Hafiz dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id, Selasa 17 Juni 2025.

Baca Juga: Pemprov Klaim Tak Ada Kendala Pengajuan Calon Sekda Banten ke Presiden

Kata Hafiz, ia sudah mencoba mendaftar sejak Minggu hingga Senin pagi kemarin, namun tetap saja masih kesulitan untuk mengaksesnya.

Gubernur Banten Andra Soni (kiri) mendengarkan penjelasan salah satu guru disela pantauan hari pertama pelaksanaan SPMB di SMAN 1 Kota Serang. [Istimewa/Bantennews]

"Begitu mendapati akses ke sistem baru berhasil dilakukan, tapi proses unggah berkas masih terkendala," katanya mengungkap kendala pengunggahan berkas dalam rangka SPMB itu.

Hal serupa juga dialami Asminik, salah seorang orangtua siswa yang hendak mendaftarkan anaknya ke sekolah menengah atas itu, ia mengaku khawatir dengan pendaftaran lewat online.

Karenanya, ia terpaksa harus mendatangi sekolah untuk memastikan anaknya benar-benar terdaftar dalam SPMB Banten itu.

"Terpaksa datang ke sekolah untuk memastikan kalau anaknya sudah terdaftar dalam SPMB online," kata Asminik mengaku memilih datang ke sekolah agar lebih jelas.

Baca Juga: Wisatawan Pantai Sawarna Lebak Dipalak Preman, Polisi Diminta Turun Tangan

Menurutnya, dengan adanya pendaftaran lewat online sangat menyulitkan, terutama bagi orangtua yang kurang memahami teknologi.

"Saya awam teknologi, makannya datang ke sekolah langsung untuk memastikan anaknya sudah masuk apa belum," ujarnya menceritakan proses pendaftaran sekolah sang buah hati.

Ia berharap, agar pendaftaran sekolah sistemnya bisa seperti dahulu lagi yakni dengan cara manual saja.

"Lebih baik secara manual daripada seperti sekarang melalui online. Sebab, tidak semua orang tua mengerti handphone," imbuhnya.

Gubernur Banten Tinjau SPMB

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni mewanti-wanti pihak sekolah untuk mentaati aturan dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025-2026 tingkat SMA/SMK/SKh Negeri dan swasta di Provinsi Banten.

Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra itu bahkan turun langsung memantau pelaksanaan SPMB di SMAN dan SMKN 1 Kota Serang untuk memastikan SPMB berjalan lancar.

Orang Nomor satu di Provinsi Banten itu menyebut pantauan yang dilakukan untuk memastikan persiapan pelayanan yang dilakukan sekolah sudah maksimal, sehingga prosesnya berjalan dengan baik.

"Alhamdulillah tadi saya berbincang dengan kepala sekolah, panitia serta para dewan guru. Dan mereka semua sudah siap," kata mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Provinsi Banten itu.

Andra Soni memastikan segala proses SPMB telah dipersiapkan meski terdapat perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik meskipun pelaksanaannya ada perbedaan dengan tahun sebelumnya," kata Andra Soni memastikan pelaksanaan SPMB telah dipersiapkan dengan baik.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah atau DPD Gerindra Provinsi Banten itu juga menyinggung soal interitas, kredibilitas dan aturan yang berlaku.

"Saya mengimbau agar tetap berpegang teguh pada integritas, kredibilitas serta menerapkan aturan yang berlaku, sehingga masyarakat mendapatkan keadilan yang merata," ujarnya.

Andra Soni menegaskan sekolah harus mengikuti aturan SPMB. "Apapun yang terjadi, tetap aturan Juknis itu yang harus menjadi panduan," pesan politisi Partai Gerindra itu.

Andra juga mengaku, dirinya mendapat masukan dari guru terkait proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi tidak efektif. Hal itu terjadi ketika jumlah siswa melebihi kapasitas.

"Itu mempersulit proses KBM. Makanya sekarang semuanya harus sesuai Juknis, yakni 36 siswa perkelas," ujarnya.

Jika masih ada masyarakat yang belum tertampung, tahun ini Pemprov Banten sudah memberlakukan sekolah gratis bagi jenjang SMA/SMK dan SKh swasta yang bisa menjadi pilihan alternatif masyarakat ketika tidak tertampung di sekolah negeri.

"Kami sudah mempersiapkan agar masyarakat bisa mendapatkan akses pendidikan yang adil dan merata," kata Andra.

Pada kesempatan itu, Andra juga mengecek sejumlah fasilitas, sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan SPMB serta memberikan semangat kepada Kepala Sekolah, panitia, dewan guru dan jajaran.

Load More