SuaraBanten.id - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Banten dituding sebagai 'biang kerok' tercemarnya udara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, pada Selasa (15/8/2023) kemarin, hashtag PLTU sempat menjadi trending topic di Twitter.
Berdasarkan hasil penelitian yang dirilis CREA pada Agustus 2020 lalu. Hasil riset tersebut menunjukkan terdapat 418 aktivitas industri dalam radius 100 kilometer dari Jakarta.
"86 persen dari fasilitas beremisi tinggi ini beroperasi di luar perbatasan Jakarta. 62 beroperasi di Jawa Barat, 56 di Banten, 1 di Jawa Tengah dan 1 di Sumatera Selatan. Semuanya masih berada dalam radius 100KM dari Jakarta," bunyi hasil penelitian CREA yang berjudul 'Transboundary Air Pollution in Jakarta, Banten and West Java Provinces'.
Tak hanya itu, dalam kajiannya tersebut, CREA pun menyebut bahwa PLTU yang ada dalam radius 100 kilometer dari Jakarta menjadi penyebab atas kematian 2.500 bayi prematur di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Jakarta Darurat Polusi, Heru Budi Sebut Kementerian Terkait Bakal Rapat Maraton Cari Solusi
Dikutip dari hasil kajian CREA, PLTU dalam radius 100 km dari Jakarta yakni PLTU Suralaya di Cilegon Banten, PLTU Labuan Unit 1-2 di Banten juga, PLTU Lontar Unit 1-3, PLTU Babelan Unit 1-2, PLTU Banten Unit 1 (Lestari Banten Energi), PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Jawa 7 Unit 1, PLTU Jawa 7 Unit 2, PLTU Lontar Expansion, PLTU Jawa 9, PLTU Jawa 10, PLTU Banten Unit 2, PLTU Jawa 5.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten, Wawan Gunawan membantah PLTU di Banten merupakan biang kerok tercemarnya udara di DKI Jakarta.
Menurutnya, PLTU di Banten justru menjadi PLTU yang lebih proper dalam mekanisme penggunaan dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan PLTU di luar Banten sehingga 3 kali berturut-turut mendapat predikat emas dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Salah satu PLN yang menggunakan batu bara itu di Merak, itu kan jauh dari Jakarta, harus melewati Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, dan belum tentu udaranya ke Jakarta. Kalau udaranya ke Selatan kan ga mungkin ke arah sana (Jakarta). Ga mungkin PLTU Suralaya, kalau memang ada pencemaran itu ga mungkin dapat predikat emas sebanyak 3 kali," kata Wawan, Kamis (17/8/2023).
Ia menegaskan, tudingan pencemaran udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh PLTU yang ada di Banten merupakan tuduhan tak berdasar.
Pasalnya, lanjut Wawan, bahwa pencemaran udara yang terjadi di wilayah Jakarta dan sebagian wilayah Tangerang bukan disebabkan oleh PLTU, melainkan dari emisi kendaraan yang memang sangat padat di wilayah ibukota.
Berita Terkait
-
Kecewa dengan Bank DKI, Ketua DPRD DKI: Tapi Jangan Sampai Kosongkan Rekening
-
Profil dan Sepak Terjang Amirul Wicaksono, Eks Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Pramono Anung!
-
Kompolnas Komentari Mobil Dinas Polisi Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Disegel: Dalam Penyidikan..
-
Polda Banten Akui Mobil Dinas Polisi yang Isi Bensin di SPBU Ciceri Milik SPN
-
Mobil Dinas Polisi Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Disegel, Polda Banten Angkat Suara
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Satu Hari Pembebasan Tunggakan Pajak dan Denda di Banten, PAD Capai Rp15 Miliar
-
Viral Oknum Polisi Polres Tangsel Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Disebut Alami Gangguan Mental
-
Sentuhan BRI Bikin Warung Bu Sum Bertransformasi dan Ramai Pengunjung
-
Hari Pertama Pembebasan Tunggakan Pajak dan Denda di Samsat Cikande, Petugas Kurang Persiapan
-
Samsat Kota Serang Diserbu Warga, Antre Sejak Subuh Demi Bebas Tunggakan Pajak dan Denda