Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Sabtu, 06 Mei 2023 | 22:20 WIB
Pj Gubernur Banten Al Muktabar memberi keterangan kepada awak media. [IST]

SuaraBanten.id - Penanganan stunting di Provinsi Banten melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau Fakultas Kedokteran UI.

Keterlibatan FKUI dalam penanganan stunting di Provinsi Banten dilakukan dengan digelarnya Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu yang digelar secara langsung dan virtual di Gedung Negara Provinsi Banten, Jln K.H Syam'un No 5, Kota Serang, Sabtu (6/5/2023).

Diketahui, lokakarya yang diadakan Pemprov Banten dengan melibatkan FKUI tersebut dilakukan untuk upaya percepatan penurunan stunting di Banten.

Al Muktabar usai menghadiri mengungkap Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerjasama dengan Pemprov Banten yang dilaksanakan secara langsung dan virtual.

Baca Juga: Api di Lambung Kapal Padam, KMP Royce I Dievakuasi ke Pelabuhan Merak

"Sebagai ikhtiar kita yang terus kita giatkan dengan menggiatkan berbagai stakeholder untuk kita bisa menurunkan angka stunting di Provinsi Banten seperti yang kita targetkan," ungkap Al Muktabar di Gedung Negara Provinsi Banten, Jln K.H Syam'un No 5, Kota Serang, Sabtu (6/5/2023).

Al Muktabar mengatakan terdapat beberapa langkah pendekatan yang akan dilakukan dalam penanganan stunting di Provinsi Banten, diantaranya meningkatkan kompetensi dan menyelaraskan pemahaman.

"Semua kita upayakan untuk terus-menerus dari langkah kita mengurai dan lakukan penurunan angka stunting," katanya.

"Mudah-mudahan segala ikhtiar kita ini akan lebih mempermudah dan mempercepat kita untuk melakukan pencapaian seperti yang diarahkan oleh Bapak Presiden dalam rangka penanganan stunting," sambungnya.

Dikatakannya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 prevalensi stunting di Banten sebesar 24,5 persen. Kemudian di tahun 2022 prevalensi stunting turun menjadi 20 persen atau turun sebesar 4,5 persen dari tahun 2021. Dan saat ini kader-kader PKK dan Posyandu juga terus bergerak untuk membuat laporan terkait data angka stunting disetiap masing-masing daerah.

Baca Juga: KMP Royce I Terbakar di Pulau Tempurung Merak Berhasil Dipadamkan

"Sebenarnya angka stunting itu sudah by name by address dan beberapa waktu yang lalu dengan berbagai pendekatan kita lakukan. Sehingga diharapkan dapat optimal pencapaian target itu, kita upayakan pencapaiannya semaksimal mungkin dengan program-program yang kita kerjakan," imbuhnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengajak semua pihak terutama Pemerintah Daerah, Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk dapat menjadi Bapak/Ibu angkat dari anak-anak yang mengalami stunting.

"Jadi programnya itu program yang terintegrasi dan terpadu," tandasnya.

Sementara, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah atau Plh Sekda Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, kegiatan tersebut menjadi semangat bersama-sama menekan angka stunting di Provinsi Banten, sehingga dapat mencapai target yang telah ditentukan.

"Mudah-mudahan dengan adanya kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini bisa membantu kita dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten," ungkap Virgojanti usai Pembukaan Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu.

Virgojanti mengungkapkan, untuk mewujudkan penurunan angka stunting dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak, baik pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder terkait lainnya.

"Jadi banyak sekali pihak-pihak yang harus terlibat, tentunya melalui kolaborasi antara FKUI dan profesi di Banten ini kita berharap apa yang kita sepakati dan kita jadikan komitmen ini bisa lebih cepat terealisasi," ujarnya.

Virgojanti menyebut Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu tersebut turut mengundang Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.

Kata Virgojanti, terdapat beberapa rangkaian lokakarya, mulai dari pelatihan, penyelarasan kepahaman dalam upaya pencegahan stunting dan penanganan stunting di Provinsi Banten.

"Jadi kita libatkan mulai dari dokter spesialis anak, ahli gizi, bidan, kemudian juga kader Posyandu, Tim Penggerak PKK," kata Virgojanti.

"Ditambah lagi dengan bantuan dari tim FKUI melalui Ikatan Alumni FKUI yang lebih memperkuat lagi upaya-upaya kita supaya permasalahan stunting dapat tertangani," imbuhnya.

Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial Syam mengatakan, kegiatan Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang digelar oleh Ikatan Alumni FKUI.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Banten atas kerjasama yang telaksana dengan baik dan dilanjutkan dengan kegiatan ini, kegiatan ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat," ujar Ari Fahrial Syam dalam sambutannya secara virtual.

Ia pun menyampaikan penanganan stunting dibutuhkan kerjasama semua stakeholder untuk bersama-sama, bahu membahu serta bergotong royong dalam menekan angka stunting.

"Bila kita tidak menangani stunting, maka akan berdampak kepada masyarakat ke depannya. Oleh karena itu dalam rangka upaya penangann stunting ini upaya kita bagaimana para dokter dan kader untuk mendeteksi dan mengantisipasi adanya kasus stunting," tandasnya.

Sebagai informasi, kegiatan Lokakarya Penanganan Stunting Terpadu merupakan rangkaian acara dari Dies Natalis Ke-73 FKUI.

Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa kegiatan, mulai dari penyampaian materi, introduksi penatalaksanaan kasus dan workshop kasus stunting. (Adv)

Load More