Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 07 September 2022 | 07:02 WIB
Tangkapan layar video viral pria ini beri sindiran soal jasa Screenshot iPhone. [TikTok]

SuaraBanten.id - Baru-baru ini jasa screenshot iPhone atau ss iPhone tengah viral di media sosial. Meski demikian, nyatanya tren yang tidak biasa dan bahkan bisa dibilang nyeleneh ini juga memiliki peminatnya sendiri.

Trend inipun banyak menjadi perbincangan khalayak ramai bahkan tak sedikit yang memberi respon pro dan kontra.

Seperti tanggapan pria satu ini dalam video viral yang diunggah di akun TikTok @aabelkarimi. Menurutnya, tren ini adalah hal yang wajar dan lahir dari materialisme.

"Ada hal lucu yang viral. Kali ini soal jasa screenshot Iphone, jadi tren ini buat orang yang gak punya Iphone yang pengen terlihat kaya dengan memamerkan screenshot Iphone di media sosial," katanya dalam video yang viral di TikTok itu.

Baca Juga: Cara Razia Rambut Yang Dilakukan Pihak Sekolah Ini Mendapat Pujian Dari Warganet

Kata dia, trend tersebut merupakan hal yang aneh dan tidak terfikirkan olehnya. Dalam video tersebut pria itu pun mempertanyakan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi.

"Ini sesuatu yang aneh sih tapi ya gue tuh bener-bener gak kepikiran sebelumnya gitu dan orang-orang mungkin bertanya kenapa sih bisa sampai terjadi sampai hal-hal seperti ini gitu," imbuhnya.

Ia pun menyinggung kondisi saat ini yang sering memandang sejahtera dengan mengaitkannya dengan benda yang dimiliki.

"Dan gue ngeliat ini sesuatu yang wajar alamiah lahir dari alam materialisme sekuler karena kalau kita tarik nih selera kita itu kan dikonsumsi oleh media, nilai dan standar sejahtera itu dikaitkan pada benda, selalu pada benda," ungkapnya.

Meski demikian, pria tersebut juga memberikan sisi negatif, ia menyebut jika tren ini ditunjang dari budaya pamer.

Baca Juga: Geger ART Sebut Ada Pintu Rahasia di Rumah Ferdy Sambo, Polri Buka Suara

"Yang ini (tren screenshot iPhone) menjadikan orang di kata berhasil kalau punya A, di kata sukses kalau punya B kan. Lalu ini terus-menerus distimulus dengan trend harbolnas, didorong juga dengan jutaan iklan, dibakar dengan budaya flexing dan juga direview oleh para content creators, diendorse juga oleh para influencer," ujarnya.

Load More