SuaraBanten.id - Pada momen Hari Ulang Tahun atau HUT ke-77 Republik Indonesia, ada baiknya kita mengenang jasa pahlawan di Banten. Salaah satu tokoh yang berjuang di Serang, Banten yakni Nyimas Gamparan.
Nama Nyimas Gamparan mungkin masih terbilang asing di telinga warga Banten. Namun, kiprahnya dalam melawan penjajah patut dikenang.
Diketahui, Nyimas Gamparan yakni salah satu pahlawan perempuan Banten yang menjadi panglima perang perempuan Banten yang memimpin perang di sekitar Cikande.
Nyimas Gamparan yang berada di depan pasukan perang diceritakan menggebu-gebu melawan Belanda di medan perang kala itu.
Saat Belanda menerapkan aturan tanam paksa, Nyimas Gamparan melawan aturan tersebut dan mengumandangkan genderang perang.
Belanda yang saat itu hampir keok oleh pasukan Nyimas Gamparan malah mengadu domba rakyat. Karena itu, persembunyian Nyimas Gamparan diketahui dan dikepung pasukan penjajah.
Nyimas Gamparan, merupakan pahlawan wanita Banten yang dengan gagah berani turun ke medan perang melawan penjajahan kolonial Belanda.
Ia menjadi panglima perang, dan kumandangkan genderang perang kepada kolonial Belanda pada saat perang Cikande pada tahun 1830 an. Saat itu pemerintah Belanda melakukan tanam paksa kepada masyarakat sekitar.
Salah satu pahlawan perempuan Banten itu, tidak terima dengan aturan tanam paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat Cikande dan sekitarnya.
Tidak ada kata yang pantas bagi Nyimas Gamparan ucapkan selain menabuh genderang perang melawan para penjajah di tanah jawara.
Nyimas Gamparan bersama pasukannya melawan Belanda menggunakan strategi griliya. Kala itu Belanda nyaris terseok dan kalah oleh Nyimas Gamparan bersama dengan pasukannya.
Namun Belanda yang tidak mau kalah akhirnya Belanda mengatur strategi adu domba antara masyarakat sekitar.
Sehingga strategi dan kerahasiaan serta persembunyian atau tempat petapa Nyimas Gamparan bocor ke tangan Belanda, sehingga terkepung Nyimas Gamparan saat berperang melawan Belanda.
Hingga saat ini di wilayah Banten makam Nyimas Gamparan tidak diketahui. Akan tetapi, tempat patilasan atau tempat berkumpul mengatur strategi perang melawan Belanda itu di Kampung Kadaung, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang,
Hal itu diterangkan Beni Kusnandar Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, berdasarkan informasi yang diterimanya dari jukpel atau juru pelihara patilasan Nyimas Gamparan bernama Afan bahwa makan Nyimas Gamparan berada di daerah Kecamatan Pamarayan.
"Tapi setelah saya selidiki kesana itu tidak ada, dan tidak ada yang mengetahui keberadaan makam Nyimas Gamparan," kata Beni kepada Suara.com di Serang.
Dikatakan Beni, artinya Nyimas Gamparan bukan kelahiran asli Banten. Menurut informasi yang diterimanya, Nyimas Gamparan merupakan keturunan Kesultanan yang lahir kala itu di di Surakarta.
"Di Kabupaten Serang, Nyimas Gamparan ini hanya ada patilasan saja, artinya Nyimas Gamparan tidka lahir di di wilayah Kabupaten Serang atau bukan asli Pabuaran," katanya.
Beni membeberkan asal-usul nama Nyimas Gamparan. Nama asli dari Nyimas Gamparan adalah Saliah. Kata Beni, nama Nyimas itu merupakan keturunan dari kesultanan kala itu, sementara nama Gamparan diambil dari kata Gampar yang artinya sandal.
"Karena pahlawan perempuan satu ini sering membawa sendal kemana dia pergi dan sering mengacungkan sendalnya saat mengumandangkan genderang perang, akhirnya julukan Saliyah itu menjadi Nyimas Gamparan," beber Beni yang mendapatkan informasi dari Afan selaku Jukpel.
Beni menceritakan, perperangan yang dipimpin oleh Nyimas Gamparan merupakan perperangan yang ada di wilayah Cikande, kala itu kolonial Belanda yang dipimpin Daendles ingin memberlakukan tanam paksa kepada masyarakat sekitar.
Nyimas Gamparan yang tidak terima dengan aturan para penjajah itu, mengajak masyarakat untuk melakukan perlawanan kepada pemerintah Belanda.
Nyimas Gamparan menggunakan strategi griliya atau strategi yang berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lain untuk mengelabuhi Belanda sehingga strategi pernah tidak diketahui.
Pasukan Nyimas Gamparan dengan pasukan Belanda sudah bersiap untuk berperang. Kala itu, Belanda sudah terseok atau terdesak nyaris kalah oleh Nyimas Gamparan bersama pasukannya, Belanda sempat menarik mundur pasukannya.
"Tak ingin kalah, oleh pahlawan perempuan. Belanda akhirnya mengatur strategi adu domba antara masyarakat, sehingga strategi dan taktik serja tempat perkumpulan Nyimas Gamparan diketahui oleh Belanda," kata Beni.
Kala itu, saat Nyimas Gamparan memimpin perang di Cikande usianya sangatlah produktif berkisar antara 30 hingga 40 tahun.
Bahkan lanjut Beni, perang Cikande lebih besar dibandingkan dengan Geger Cilegon, pasalnya Geger Cilegon tidak sampai kepada adu domba antara masyarakat.
"Perang Cikande itu, sampai ke adu domba berarti kan saking lamanya perang Cikande itu yang dipimpin oleh Nyimas Gamparan," tutur Beni.
Ditambahkan Beni, oleh karena ini petilasan Nyimas Gamparan yang berada di daerah Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang saat ini sudah dimasukan ke dalam situs cagar budaya.
"Bahkan Bupati Serang sudah mengeluarkan SK untuk patilasan Nyimas Gamparan dengan nomor Nomor 430/Kep173-U/2017 Tentang penetapan situs dan Cagar Budaya sebagai aset daerah di Kabupaten Serang," pungkasnya.
Kontributor : Firasat Nikmatullah
Berita Terkait
-
Kebakaran Hebat Pabrik Konstruksi di Serpong Utara
-
Geger Cesium-137! KLH Segel Pabrik di Serang yang Diduga Cemari Udang Ekspor, Sanksi Pidana Menanti
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Ketika Pantai, Budaya, dan Kuliner Jadi Panggung Diplomasi Indonesia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Korupsi BUMD Serang: Rumah, Kantor, Hingga Mobil Mewah Disita Kejari
-
Si Benteng & Tayo Makin Dekat dengan Warga Tangerang! Ini Rute dan Tampilan Baru
-
Inovasi Baja Modular Krakatau Steel Jadi Solusi Cepat Bangun 6.000 Dapur MBG
-
Warga Tangerang Blokade Jalan, Truk Tambang Kocar-kacir!
-
5 Fakta Panas di Balik Aksi Warga Legok Hadang Puluhan Truk Tambang Monster