SuaraBanten.id - Kasus baku tembak antar polisi yang menewaskan Brigadir J hingga kini masih menjadi sorotan publik. Kekinian dari Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel.
Dia menyatakan bahwa, personel polisi dilatih untuk terbiasa berpikir secara rasional. Dengan rasionalitas yang baik, personel akan tahu persis pihak yang dihadapi dan bagaimana secara tepat mesti bertindak.
”Personel berpangkat rendah tidak akan berani melawan personel berpangkat rendah. Itu mengindikasikan adanya kesadaran yang memungkinkan bekerjanya rasionalitas,” terang Reza, mengutip dari WartaEkonomi -jaringan Suara.com, Minggu (17/7/2022).
Dia menjelaskan, rasionalitas memungkinkan satu pihak menilai pihak lain dan situasi yang dihadapi. Agar dapat berpikir rasional, individu membutuhkan waktu cukup sehingga pertimbangan (kalkulasi) berjalan dengan normal.
"Personel yang rasional akan tampak. Misalnya, ketika dia memberikan hormat kepada personel lain yang berpangkat lebih tinggi. Berpikir secara cermat dan hati-hati itu merupakan system 2 thinking,” papar Reza.
Namun menurut dia, situasi yang personel polisi hadapi tidak selalu ideal. Bahkan, sesuai tuntutan situasi, tempo-tempo personel harus berhadapan dengan situasi kritis, genting, ditandai pertaruhan hidup atau mati, terbunuh atau membunuh, ditembak atau menembak.
”Dalam kondisi semaut itu, rasionalitas tidak mungkin dikerahkan. Bahkan justru sangat tidak tepat apabila personel, yang saat itu tengah bergelut dengan bahaya ekstrim, tetap berpikir rasional,” tutur Reza.
Dalam kondisi seperti itu, dia menjelaskan, berpikir rasional justru akan berakibat fatal bahkan mematikan.
”Jadi bisa dipahami bahwa perhatian terhadap pangkat dan jabatan tidak akan berfungsi, manakala seorang personel sedang berada dalam kegentingan yang memaksanya untuk mendahulukan keselamatan dirinya di atas hal-hal lain. Proses berpikir instan bahkan intuitif itu diistilahkan sebagai system 1 thinking,” terang Reza.
Baca Juga: Curi 2 Motor di 2 Tempat Berbeda, Pemuda Asal Batu Ampar Diringkus Polisi
”Nah, dalam situasi tembak-menembak, apalagi dalam jarak dekat, terlebih jika situasi itu sama sekali tidak diduga oleh si personel, sangat kecil kemungkinan personel tersebut akan hirau pada pangkat dan jabatan personel lain yang tengah mengarahkan senjatanya,” ujar dia.
Berita Terkait
-
Cabuli 3 Anak dan Seorang Wanita Dewasa, Eks Kapolres Ngada Bakal Disidang Etik Senin Depan
-
Kapolri Pastikan Tindak Tegas AKBP Fajar atas Skandal Pedofil dan Narkoba, Mulai Pidana dan Etik
-
Mengapa Ibu Indonesia Menghindari Pembicaraan Emosional pada Anak?
-
Menggali Makna Me Time, Tantangan dan Strategi Ibu Bekerja di Indonesia
-
Bisnis Narkoba Eks Bos Persiba Balikpapan, Koleksi Mobil Mewah Catur Adi dari Mustang GT hingga Alphard Disita Polisi
Tag
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
PSU Sedot Dana Penanganan Bencana, Bupati Serang Berharap Bantuan BNPB
-
Pemasok Sianida untuk Tambang Emas Ilegal di Lebak Ditangkap Polisi
-
Satgas Pangan Serang Temukan MinyaKita Tak Sesuai Takaran
-
Diduga Tak Netral, Ratu Tatu Chasanah Dilaporkan ke Bawaslu Banten
-
Wagub Dimyati Rehab Rumah Mak Arpah, Nenek Usia 100 Tahun di Tangerang