Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 13 April 2022 | 09:51 WIB
Budayawan Muhammad Ainun Najib alias Cak Nun dalam agenda Sinau Bareng Cak Nun di Masjid At-Taufik Lenteng Agung, Jaksel pada Minggu (10/4/2022). [Suara.com/M Yasir]

SuaraBanten.id - Tokoh Intelektual Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun Minggu (10/4/2022) lalu hadir dan mengisi acara buka puasa dan ngaji bersama yang gelar PDI Perjuangan (PDIP) di Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung.

Dalam kesempatan itu, Cak Nun mengisi ceramah di hadapan politisi hingga petinggi PDIP termasuk Puan Maharani dan Hasto Kritiyanto.

Ceramah Cak Nun membahas berbagai hal dan beberapa nasihat diberikannya kepada para tokoh partai berlambang banteng moncong putih itu.

Meski demikian, Cak Nun memastikan kehadirannya di tengah acara yang digelar PDIP bukan berarti sikap politik menjadi simpatisan partai tersebut.

Baca Juga: Petinggi PDIP Singgung Menteri Sibuk Wacana 3 Periode: Urusan Minyak Goreng Saja Presiden Turun, Buat Apa Ada Menteri!

Lalu apa saja isi ceramah Cak Nun yang disampaikan saat itu? Ada empat poin penting yang dirangkum SuaraBanten.id yang disampaikan Cak Nun sebagai berikut.

1. Nasihati mengenai wacana masa jabatan presiden

Dalam segmen yang sama, Cak Nun juga menyinggung mengenai polemik wacana perpanjangan jabatan presiden terkait dengan nasihat sebelumnya yang menyinggung kepemimpinan nasional.

Secara tegas dia menasihati audiens untuk bijak menentukan pemimpin. Ia juga secara sarkas menyinggung soal wacana presiden tiga periode.

"Maka mulai sekarang, mulai besok kalian harus cerdas menentukan pemimpin kalian. Kalau dua kali ga bisa, jangan sampai tiga kali," tegas Cak Nun disambut hadirin dengan kehebohan.

Baca Juga: Dihampit Puan Maharani dan Hasto Kristiyanto, Cak Nun: Presiden Indonesia Belum Tepat

2. Mengingatkan bahwa Indonesia adalah pusat kemakmuran dunia

Tak lupa, Cak Nun juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah pusat kemakmuran dunia yang harus dijaga bersama.

"Rizki dari langit untuk bumi itu antenanya di Indonesia. Kalau Indonesia tidak jadi superpower berarti pemimpinnya yang salah," ujar Cak Nun.

"Kalau Indonesia tidak makmur melebihi negara-negara lain berarti ada yang salah dengan kepemimpinan nasional," lanjutnya.

3. Nasihat bahwa PDI Perjuangan seharusnya menjadi PDI Pengayom

Tak hanya menasihati tentang wacana perpanjangan masa jabatan presiden, Cak Nun juga terang-terangan memberikan nasihat di depan Puan Maharani mengenai masa depan partainya.

Ia menasihati dengan nada lelucon bahwa huruf 'P' dalam singkatan 'PDIP' seharusnya mewakili kata pengayom, bukan perjuangan lantaran mereka telah berhasil memperjuangkan untuk meraih jabatan.

"Jadi, sudah beberapa kali menang. PDI sudah tidak tepat berjuang lagi. Tidak Perjuangan lagi. Yang tepat PDI Pengayoman. Jadi, partai ini mengayomi seluruh Rakyat Indonesia karena sudah berkuasa," pungkas Cak Nun.

4. Berdoa tahun ini Allah akan memberi Lailatul Qadar pada bangsa Indonesia

Sebelum memberikan sejumlah nasihat, Cak Nun menceritakan mimpinya yang ia tafsirkan sebagai doa bahwa Allah akan memberikan malam Lailatul Qadar pada bangsa Indonesia.

"Tiap malam minta mimpi kepada Allah minta dikasih petunjuk. Seminggu sebelum menyusun konsep untuk hari ini, saya dikasih mimpi oleh Allah saya pergi ke Siberia, kemudian mampir ke Ukraina kemudian mampir antara Amerika Serikat dengan Amerika Latin," cerita Cak Nun ke audiens.

Beliau juga menceritakan bahwa dalam mimpi tersebut, ia melihat sebuah kain berwarna ungu saat tiba di Indonesia setelah berkelana jauh.

"Dan di kain panjang itu ada tulisan lailatul Qadar. saya berpikir positif Insya Allah tahun ini Allah akan memberi Lailatul Qadar pada bangsa Indonesia. akan ada perubahan tak terduga dan itu harus baik," pungkasnya.

Load More