Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 20 Februari 2022 | 16:08 WIB
Suasana pabrik tempe di Kelurahan Karang Anyer, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Selasa 1 Juni 2021. Pengrajin tempe mengeluh harga kedelai naik lebih 50 persen / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

SuaraBanten.id - Pengrajin tempe di Pandeglang mogok produksi karena kedelai mahal. Pengrajin Tahu dan Tempe di Kabupaten Pandeglang memutuskan tidak melakukan produksi untuk sementara waktu.

Pengrajin Tahu asal Pandeglang, Ilman Hilman menjelaskan setelah melakukan rapat dengan forum Kedelai pengrajin Tahu dan Tempe di Banten diputuskan bahwa sejak hari ini hingga tiga hari ke depan mereka akan stop produksi.

Harga Kedelai tersebut mengalami kenaikan yang cukup drastis dari harga normal sebelumnya yang hanya Rp8 ribu sampai Rp9 ribu sekarang naik menjadi Rp11 ribu bahkan mencapai Rp12 ribu perkilogram.

Ilman berharap, harga Kedelai bisa kembali stabil seperti sebelumnya dikisaran harga Rp7 ribu perkilogram, karena harga bahan baku sangat berpengaruh pada biaya produksi.

Baca Juga: Harga Kedelai Impor Masih Mahal, Perajin Tahu dan Tempe Bakal Mogok Produksi Tiga Hari

Keputusan untuk tidak melakukan produksi itu dimulai sejak 20 Februari hingga 23 Februari 2022 mendatang.

“Kemarin saya rapat dan hasil kesepakatan mulai hari ini pengrajin Tahu dan Tempe di Banten khususnya Pandeglang akan stop produksi mulai 20 Februari sampai tanggal 23,” tegas Ilman, Minggu (20/2/2022).

Ilman juga mengeluhkan harga minyak goreng yang mahal dan belum menunjukkan tanda-tanda akan turun. Padahal, menurut dia, baik Tahu ataupun Tempe sangat membutuhkan minyak goreng dalam pengolahannya.

“Udah kemarin minyak sekarang Kedelai jadi kita pengrajin Tahu merasa bingung juga, karena kita produksi Tahu membutuhkan minyak dan Kedelai karena dua bahan tersebut berkesinambungan. Walaupun kita stop produksi tetapi stok untuk dijual kita sudah siapkan mulai hari ini kita sudah stop, dan sudah dikirimkan ke konsumen dan harus habis, jika tidak habis terjual akan dikembalikan lagi,” jelasnya.

"Mudah-mudahan segera turun harga kedelai ini, dan penjualan produksi ikut turun, seperti biasanya lagi di harga Rp7 ribu atau Rp8 ribu kembali normal,” harapnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Meroket, Perajin di Sleman Perkecil Ukuran hingga Kurangi Jumlah Tahu per Bungkus

Load More