Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Minggu, 23 Januari 2022 | 08:15 WIB
Viral Nakes di Medan Diduga Suntik Vaksin Kosong Pada Anak SD (Instagram/@inimedanbungg)

SuaraBanten.id - Kasus menyuntik vaksin kosong pada anak SD di Medan tengah heboh diperbincangkan. Dokter Gita, vaksinator yang menyuntikkan vaksin kosong pun buka suara.

Pada jumpa pers yang digelar di Mapolres Pelabuhan Belawan Medan, vaksinator asal Rumah Sakit Delima di Martubung Medan ini mengungkapkan permintaan maafnya. Pihak kepolisian juga menghadirkan perawat berinisial W yang diduga terlibat.

“Kepada pihak Polri, kepada masyarakat, kepada IDI Sumut, dan IDI Medan saya meminta maaf atas kesilapan yang saya perbuat ini, terima kasih,” kata Dokter Gita yang dikutip Hops.ID--Jaringan Suara.com, Sabtu 22 Januari 2022.

Tangkapan layar video pemberian vaksin kosong di Malaysia. [Foto: via AsiaOne]

Usai meminta maaf, wanita ini bergegas meninggalkan ruangan untuk konferensi pers.

Baca Juga: Diduga Suntikkan Vaksin Kosong ke Siswa SD, Nakes di Medan Diperiksa Polisi

Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran terhadap kejadian yang tengah viral tersebut.

“Dari mulai kejadian kami sudah menganalisa video yang ada, kami sudah bisa mendeteksi tempat kejadian perkara tersebut, bahwa betul itu kejadian di salah satu sekolah dasar terkait dengan kegiatan vaksin terhadap anak-anak usia 6 sampai dengan 11 tahun,” katanya.

Tangkapan layar anak SD diduga Disuntik vaksin kosong. [Ist]

Kegiatan itu dilaksanakan pada Senin, 17 Januari 2022 lalu dengan target sasaran vaksin sebanyak 500 anak. Dari data yang ada, saat itu sebanyak 460 anak sudah divaksin.

“Ada yang tidak hadir ada yang saat itu kondisinya tidak memungkinkan untuk divaksin,” terangnya.

Terkait kejadian yang viral karena videonya tersebar di masyarakat, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah.

Baca Juga: Usai Suntik Vaksin Kosong ke Murid SD Medan, Nakes Minta Maaf

“Polres Pelabuhan Belawan di-back up Polda Sumatera Utara memeriksa 5 orang saksi yang sampai saat ini sudah kami mintai keterangan. Di antaranya, tiga orang tenaga kesehatan, satu orang tua dari siswa yang ada di video tersebut dan satu lagi petugas yang meng-input data, ” terangnya.

Dari keterangan yang diterima kepolisian, yang bersangkutan hanya bertugas untuk menyuntikkan, sedangkan ada petugas yang lainnya yang mengisi vaksin tersebut, yaitu saudari W.

“Itu keterangan sementara yang diberikan dan terus kami dalami. Karena kami juga sampai dengan saat ini akan memanggil pihak-pihak terkait,” jelasnya.

Aparat kepolisian juga akan berkoordinasi dengan IDI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut maupun Dinkes Medan.

“Lebih jelasnya nanti teman-teman dari IDI yang akan menjelaskan,” ujarnya.

Kedua tenaga kesehatan ini sampai saat ini masih berstatus sebagai saksi.

“Kami tidak ingin terburu-buru untuk menentapkan sesorang menadi tersangka, ada mekanismenya ada proses yang harus kami jalani. Kita tunggu hasil penyidikan dari Polres Belawan dan Polda Sumatera Utara ya,” kata dia.

Load More