SuaraBanten.id - Kematian dua lumba-lumba yang sempat ditunggangi selebgram Lucinta Luna diduga terkait penempatannya di kolam, bukan langsung ke laut. Namun, pihak otoritas menyebut itu dilakukan agar satwa tersebut bisa belajar menyesuaikan diri.
Sebelumnya, Lucinta menunggangi lumba-lumba, pada April, di Dolphin Lodge Bali (DLB) milik PT Piayu Samudra Bali, dan viral di media sosial. Buntut aksi itu, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bali menyita tujuh lumba-lumba dari PT Piayu Samudra Bali dan memindahkannya ke Bali Exotic Marine Park.
Pinneng Sulungbudi, inisiator Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-lumba menyebut kolam Bali Exotic Marine Park hanya bisa menampung 10 satwa.
“Sebelumnya udah ada lima lumba-lumba ditambah tujuh ekor lagi, kolamnya enggak akan layak nampung semuanya. Lebih parah lagi, dua ekor lumba-lumba di Bali Exotic Marine Park sekarang hilang,” ujarnya beberapa hari lalu.
Baca Juga: Hotel Murah di Bali Dekat Pantai Kuta: Ara Inn Hostel hingga Bedbunker BB Hostel
“Dari tiga kolam yang ada, lima Lumba-lumba dari Bali Dolpin Lodge diletakkan dalam satu kolam yang sama dengan ukuran kecil dan dangkal. Mereka juga terus menerus terpapar mata hari,” lanjutnya.
Dua lumba-lumba berjenis hidung botol yang sebelumnya diduga hilang itu kemudian diketahui sudah meninggal. Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, dari informasi yang dihimpun pada Juni atau Juli, dua ekor lumba-lumba mati itu dikubur di sekitar Bali Exotic Marine Park.
Sebelum penguburan, pihak terkait melakukan proses nekropsi (bedah jasad) lumba-lumba tersebut. Saat proses evakuasi, lumba-lumba itu disebut memuntahkan rumput laut atau lamun.
Soal kritik penempatan tujuh lumba-lumba di kolam itu, Permana menyatakan pihaknya tak bisa begitu saja melepas-liarkan lumba-lumba ke habitatnya. Terlebih, lumba-lumba tersebut sempat digunakan untuk pertunjukan sirkus.
“Yang tadinya dia berenang di laut mencari ikan, sekarang tidak, dia dikasih makan. Perubahan perilaku yang saya contohkan itu terjadi di kolam-kolam,” tutur dia.
Baca Juga: Sampah Plastik di Bali Didominasi Botol Air Mineral 300 Dan 600ml
Lebih lanjut “Jadi, ketika dia dilepaskan justru kekhawatiran kita dia tidak bisa menyesuaikan prilaku lagi yang lama atau sifat keliaran itu tidak ada lagi karena dia biasa disuapin. Jadi, belum tentu dia bisa survive ketika kita lepaskan,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Bali United Rebutan Dapat Jordi Amat dengan Raksasa Liga 1 Indonesia?
-
7 Potret Anita Hara Menikah dengan Jeson Siregar di Nusa Dua Bali
-
Bandara Ngurah Rai Tutup Total saat Nyepi 2025: Catat Jadwalnya!
-
Nyepi Tanpa Ogoh-Ogoh? Ini Tradisi Unik yang Wajib Diketahui
-
Bali Bergemuruh! Inilah Pesona Pawai Ogoh-Ogoh Semalam Sebelum Nyepi
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Antisipasi Kepadatan Libur Lebaran, Jalur Wisata Menuju Pantai Anyer Diterapkan One Way
-
BRI Imbau: Waspada Modus Penipuan Siber Selama Lebaran 2025
-
Sinergi BRI dan Komunitas Lokal dalam Restorasi Ekosistem Laut Gili Matra
-
Lebaran 2025 Lebih Mudah dengan Transaksi BRImo yang Cepat Sekaligus Aman
-
Lebaran Tanpa Khawatir, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran