Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 21 September 2021 | 11:58 WIB
Presiden Jokowi di hadapan Forum Rektor Perguruan Tinggi Indonesia di UNS Surakarta. [YouTube Setpres]

SuaraBanten.id - Kebutuhan baja nasional naik 40 persen selama 5 tahun terakhir. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya proyek infrastruktur yang dibangun.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 PT Krakatau Steel, Selasa (12/9/2021).

“Kalau kita tahu konsumsi baja sangat besar, jangan biarkan dimasuki produk-produk dari luar. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan baja nasional meningkat hingga 40 persen, hal ini dipacu oleh pembangunan infrastruktur yang kita lakukan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Jokowi mengungkpkan, meski di masa pandemi Covid-19 proses transformasi BUMN tetap terus dilakukan.

Baca Juga: Resmikan Pabrik Baja Krakatau Steel, Jokowi: Hanya Ada Dua, di AS dan Indonesia

“Tadi sudah disampaikan oleh Menteri BUMN, pembentuk holding dan sub holding, sampai dengan pembentukan klaster-klaster industri strategis, tadi dipaparkan secara simpel, cepat dan kita tahu arahnya kemana,” katanya.

Kata Jokowi, Transformasi BUMN sangat perlu dilakukan dan menjadi keharusan agar BUMN menjadi BUMN yang kelas dunia.

“Yang semakin profesional, yang semakin kompetitif, yang semakin menguntungkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan membuka semakin banyak lapangan pekerjaan di negara kita, serta berkontribusi lebih besar pada pendapatan negara,” katanya.

Kata Jokowi, PT Krakatau Steel juga harus terus melakukan transformasi, terus melakukan restrukturisasi.

“Pak menteri BUMN tadi menyampaikan Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat, karena memang sebelumnya kurang sehat, produksinya juga semakin lancar. Industri ini sangat strategis, oleh sebab itu saya memberikan perhatian besar pada industri baja ini,” ujarnya.

Baca Juga: Relawan Jokowi Dorong Ganjar Nyapres, Pendukung Puan Maharani: Kami Tidak Terpengaruh

Dikatakan Jokowi, produk baja yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh industri lain.

“Artinya nanti akan mengurangi semakin banyaknya impor kita dari negara-negara lain, dan merupakan salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, karena konsumsi baja kita sangat besar,” ucapnya.

“Hari ini kita akan saksikan peresmian HSM 2 PT Krakatau Steel yang menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja, dan teknologi ini hanya ada dua di dunia yakni Amerika Serikat dan Indonesia yakni di PT Krakatau Steel, tadi saya udah melihat ke dalam proses produksinya memang betul-betul teknologi tinggi. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi HRC sebesar 1,5 juta ton per tahun merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium, produksinya akan terus kita tingkatkan,” imbuhnya.

Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim menyatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan pembangunan pabrik HSM 2 pada Mei 2021.

“Yang mana sebagian masa pembangunan kita mesti bertarung dengan Covid-19, yang barang tentu menyulitkan proses penyelesian pabrik ini, tapi Alhamdulillah kita bisa selesaikan disaat pandemi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa pabrik HSM 2 dibangun dengan investasi Rp7,5 triliun dan dibangun di atas lahan 25 hektar dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.

“Sehingga total produksi HRC menjadi 3,9 juta ton per tahun, ini adalah pabrik pertama di Indonesia dengan produksi HRC dengan ketebalan 1,4 milimeter. Pembangunan pabrik ini selain meningkatkan kapasitas produksi nasional dalam rangka meningkatkan daya saing produk baja produksi Indonesia,”

“Hal ini terjadi karena pabrik baja baru ini lebih efisien, bisa memangkas biaya produksi 25 persen, pabrik ini juga menggunakan teknologi otomasi terkini 4.0, produk yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang baik,” tambahnya.

Kontributor : Oki Fathurrohman

Load More