Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 02 September 2021 | 07:26 WIB
Ustaz Abdul Somad memberikan keterangan pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (21/8). [Suara.com/Arya Manggala]

SuaraBanten.id - Ustaz Abdul Somad atau UAS angkat suara soal tudingan penistaan agama dan disakan polisi untuk menangkap dirinya. Pasca Muhammad Keca dan Ustaz Yahya Waloni ditangkap, nama UAS kerap dikaitkan dengan dugaan penistaan agama.

Bahkan sejumlah pihak meminta agar UAS ditangkap, mereka juga mendesak UAS diproses hukum.

Menanggapi komentar sumbang terhadapnya, UAS beri tanggapan karena kegiatan ceramah keagamaannya kini diseret ke kasus hukum.

“Saya menjelaskan tentang akidah agama saya, di tengah komunitas umat Islam di dalam rumah ibadah agama saya,” kata UAS dalam keterangannya seperti dikutip dari Hops (jaringan Hops) Kamis (2/9/2021).

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Akhirnya Angkat Bicara soal Tuduhan Pelecehan Agama

“Kalau ada yang tersinggung dengan penjelasan saya apakah saya harus meminta maaf,” lanjutnya.

Tangkapan Layar Pengakuan Ustaz Abdul Somad Ogah Jadi Presiden (YouTube/@TaufiqTV).

Kemudian, mantan dosen UIN Suska Riau itu lalu mencontohkan ceramah yang dimaksud hanya ditujukan untuk umat Islam dalam mempertajam akidah.

“Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Allah itu tiga dalam satu, satu dalam tiga,” kata UAS.

“Saya jelaskan itu di tengah umat Islam,” imbuh pria 44 tahun itu.

Ustaz Abdul Somad kemudian mempertanyakan, apakah dengan memberikan ceramah ke kalangan umat Islam seperti itu dirinya harus melontarkan permintaan maaf.

Baca Juga: Tetiba Ustadz Abdul Somad Ditangkap Polisi, Begini Faktanya

“Otomatis orang yang mendengarkan itu tersinggung apa tidak? Apakah saya harus minta maaf? Terjawab sudah, karena itu ajaran saya,” ujar UAS.

Ustaz Abdul Somad saat memberikan ceramah di Lapangan Pamedan Tanjungpinang, Selasa (7/8/2018) malam. [Batamnews]

“Kalau saya minta maaf, ayat itu harus dibuang. Na’udzubillah,” tambahnya.

Ia pun menambahkan bahwa tak mungkin pihaknya dapat mengendalikan sampai mana ceramah itu akan menyebar.

Sebab dalam kegiatan ceramahnya, ia pun tak mungkin meminta para jemaah untuk mematikan handphone atau melarang jemaah untuk merekam isi ceramahnya.

“Tak mungkin saya buat perjanjian dulu. Payah sekali sekali kalau ceramah sekarang kalau harus begitu,” imbuhnya.

Load More