Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Minggu, 20 Juni 2021 | 17:53 WIB
Prabowo Subianto-Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kemudian, lanjut Herzaky, ada pula Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari deretan pemimpin partai politik.

Menurutnya, tentu tokoh-tokoh nasional itu tidak lahir begitu saja. Sebab, menurut Herzaky, nama mereka muncul karena keinginan dari masyarakat Indonesia sendiri yang ingin adanya pemimpin baru di Pilpres 2024.

Lanjut Herzaky, di sisi lain publik juga tegas menolak adanya wacana Presiden Jokowi menjabat sebanyak tiga periode.

“Berbagai survei juga telah mengonfirmasi keinginan rakyat Indonesia mendapatkan pemimpin baru di 2024 dan menolak keras wacana tiga periode,” kata Herzaky.

Baca Juga: Muncul Isu Jokowi Bakal Berkuasa Sampai 2029, Relawan Beri Jawaban

Ia menambahkan, sejauh ini Presiden Jokowi telah mendapatkan kesempatan selama dua periode sesuai dengan amanah konstitusi.

Oleh karena itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat ini mengajak semua masyarakat untuk tidak menjebak Jokowi dengan memunculkan isu duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024 mendatang. Apalagi, mantan Gubernur DKI itu sudah menolak menjabat tiga periode.

“Tentunya penolakan beliau ini bukan basa-basi apalagi lip service belaka. Janganlah beliau kemudian dijebak, dipancing-pancing, untuk mengamputasi demokrasi kita dan menghancurkan cita-cita reformasi,” ujarnya.

Diketahui, isu tersebut muncul ke publik lantaran adanya kelompok yang mengatasnamakan Relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024.

Baca Juga: Mayoritas Warga Berpendidikan Perguruan Tinggi Menolak Wacana Jokowi Tiga Periode

Load More