SuaraBanten.id - Berbagai strategi untuk mengembangkan UMKM di Tanah Air diterapkan oleh BRI. Strategi yang ditempuh salah satu bank terbesar di Indonesia tersebut dipaparkan langsung oleh Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Amam Sukriyanto, dalam acara bergengsi, UN Global Compact Leaders Summit 2021, yang berlangsung secara daring, Rabu (16/6/2021).
Sebagai pembicara dalam sesi Strategic Partnership for Sustainable SMEs, Amam menyampaikan, masa depan UMKM akan tergantung pada keberhasilan pelaku usaha di sektor tersebut dalam mengadopsi kemajuan teknologi informasi. Oleh karena itu, pihaknya terlibat langsung mengedukasi UMKM dalam penyiapan produk, pengemasan, pembukuan dan manajemen.
“Kami mengedukasi, agar UMKM lebih profesional dalam pengembangan dan pengelolaan usaha. Kemudian cara kerja digitalisasi, cara menggunakan produk digital untuk mendorong UMKM lebih aktif menggunakan produk digital milik bank dalam transaksi bisnis sehari-hari,” ujarnya.
Selanjutnya, BRI membantu UMKM mempersiapkan dan memperkenalkan berbagai platform online, termasuk untuk memamerkan dan memperdagangkan produk mereka. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong tindakan inovatif dalam pemasaran produk melalui pasar online dan e-commerce.
UMKM menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 93 persen angkatan kerja, dan UMKM merupakan segmen usaha yang hampir tidak terpengaruh. BRI berperan dalam memberdayakan UMKM, salah satunya dengan mengarahkan pelaku UMKM guna mempersiapkan berpartisipasi di pasar global melalui kegiatan business matching yang diadakan BRI setiap tahun dengan nama “BRI Brilian Preuneur”.
“Kami menyadari bahwa BRI tidak dapat mengembangkan dan menumbuhkan UMKM sendiri. Kami perlu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti pemerintah Indonesia, anggota DPR, badan regulasi, lembaga internasional, korporasi, dan sebagainya,” lanjut Amam menerangkan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkenalkan skema relaksasi, dimana kualitas pinjaman diukur melalui kemampuan untuk memenuhi jadwal pembayaran. Pemerintah pun menerbitkan peraturan tentang subsidi bunga untuk pinjaman UMKM dan membayar polis asuransi kredit default untuk memberikan jaminan kepada industri perbankan. Hal itu disambut BRI dengan menerapkan strategi bisnis mengikuti stimulus atau business follow stimulus.
BRI fokus mengembangkan portofolio kreditnya melalui pinjaman bersubsidi baik subsidi bunga maupun subsidi asuransi kredit macet. Strategi ini membuat BRI tetap mampu menumbuhkan kreditnya sebesar 3,9 persen pada 2020.
Selain itu, sejak Maret 2020, BRI merestrukturisasi Rp260 triliun dari pinjamannya guna mencegah penurunan bisnis klien yang lebih dalam. Hal tersebut membantu bisnis bertahan selama pandemi.
Baca Juga: BRI Raih 3 Penghargaan Bergengsi dari AsiaMoney
Di sisi lain, pemerintah menargetkan peningkatkan pembiayaan secara bertahap bagi UMKM yang dianggap sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia. Portofolio kredit UMKM di industri perbankan diproyeksikan meningkat dari 20 persen pada 2020 menjadi 30 persen pada 2024.
Menurut Amam, hal ini menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi pihaknya sebagai lembaga terbesar di Indonesia dan mungkin dunia yang fokus pada segmen UMKM. Hal ini mendorong BRI untuk menemukan pertumbuhan baru.
Pihaknya melihat peluang besar tersebut dapat diperoleh dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif di segmen mikro. Bahkan BRI sudah lama masuk lebih dalam ke pasar yang lebih bawah yaitu ultra mikro.
Untuk pengembangan ultra mikro, Amam memaparkan strategi, yaitu dengan kredit yang lebih kecil hingga Rp10 juta. Selain itu, memberikan tenor pendek serta layanan yang lebih efisien dan cepat.
Penerapan strategi ini, menurutnya akan membutuhkan digitalisasi, karena harus menemukan cara yang paling efisien untuk melayani lebih banyak pelanggan dengan cepat. Saat ini, pihaknya fokus pada transformasi bisnis di 2 area, yaitu digital dan budaya.
“Kami terus berusaha untuk mendigitalkan proses bisnis kami dan untuk menemukan dan menciptakan model bisnis baru. Kami tahu bahwa digital hanyalah alat, pada saat yang sama, kami juga perlu mengubah cara kami melakukan bisnis. Oleh karena itu, transformasi budaya juga harus dilakukan secara bersamaan,” paparnya.
Berita Terkait
-
BRI Jabarkan Strategi Kembangkan UMKM di UN Compact Leader Summit
-
Bangkitkan Ekonomi, LPDB Kucurkan Rp10 M ke Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan
-
BRI Konsisten Jadi Penyumbang Deviden Terbesar pada 2020
-
Keterbukaan Informasi Jadi Tanda Proses Pembentukan UMI - UMKM Dimulai
-
Kuatkan Talenta Muda Profesional, BUMN Muda Diresmikan
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Mengurai Benang Kusut Kawasan Kumuh Banten Selatan, Lebak Jadi Fokus Utama Andra Soni dan Dimyati
-
BRI Group Raih 3 Penghargaan Prestisius dari Euromoney Awards for Excellence 2025
-
Investasi di Banten Peringkat 5 Nasional, Tembus Rp60,7 Triliun, Serap 110 Ribu Tenaga Kerja
-
QLola by BRI Dorong Transformasi Digital Korporasi dan Universal Banking
-
BRI Resmi Hadir di Taiwan, Permudah Akses Keuangan 400 Ribu Diaspora Indonesia