Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 18 Juni 2021 | 13:14 WIB
RSUD Tangerang penuh pasien COVID-19. (Suara.com/Jehan Nurhaki0m

SuaraBanten.id - RSUD Tangerang penuh pasien COVID-19. Sebab 23 pasien COVID-19 datang bersamaan ke rumah sakit.

Mereka diangkut ambulans yang datang bersamaan pula. Video kedatangan mereka viral di media sosial. Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSU Kabupaten Tangerang, Hilwani memberikan penjelasan terkait video tersebut.

Dalam peristiwa itu ada 23 pasien tiba di RSU Kabupaten Tangerang. Namun secara keseluruhan sebanyak 107 pasien menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

"Iyah itu betul, jadi saat itu memang Intalasi Gawat Darurat (IGD) nya lagi over. Jadi banyak rujukan-rujukan puskemas ke rumah sakit kita, (kalau) ambulannya engga sampai 10, karena 1 ambulan 1 pasien," ujar Hilwani saat dikonfirmasi, Jumat (18/6/2021).

Baca Juga: Pria Asal Indonesia Terkonfirmasi Positif Covid-19 Masuk Singapura Secara Ilegal

"Kalau yang dirawat sudah 107 pasien, kalau yang di IGD 30-40 pasien, 23 di antaranya Covid-19," kata Hilwani.

Maka dari itu, Hilwani menegaskan jika pihaknya akan lebih selektif lagi dalam menerima pasien.

Pasalnya kapsitas di tempatnya sudah penuh atau overload.

"Iyah udah sementara, kita sleektif yah. Untuk rujukan, kita tidak bisa terima, karena ruangannya penuh. Soalnya ini saja sudah penambahan extra bed, sebelumnnya kan 92. Baru baru ini melonjak, jadi ditambah totalnya 107," tutupnya.

PSBB se-Jawa

Baca Juga: Sosok Fuad Alkhar, Dikenal Sebagai Wan Abud Meninggal Dunia Usai Terpapar Covid-19

Presiden Jokowi diminta terapkan PSBB se-Jawa karena kasus COVID-19 tinggi karena mudik lebaran. Bahkan 5 organisasi profesi kedokteran umumkan desakan itu.

Mereka meminta pemerintah untuk bertindak cepat mengatasi lonjakan Covid-19 sebab rumah sakit sudah menuju kolaps, kebijakan PPKM Mikro dinilai tidak efektif.

Kelima organisasi itu antara lain; Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN).

"Kami mendorong pemerintah pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentah terutama di Pulau Jawa dan memastikan implementasinya dilakukan dengan maksimal," kata kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Agus Dwi Susanto dalam jumpa pers virtual, Jumat (18/6/2021).

Agus menegaskan, PPKM Mikro ini kurang tepat, sebab banyak daerah yang tidak menerapkannya dengan maksimal, sehingga implementasi kebijakannnya perlu diperketat.

"PPKM Mikro ini saya rasa kurang tepat, jadi lebih pas PPKM seperti awal bulan Januari lalu, atau bahkan PSBB seperti tahun lalu, itu akan lebih kuat dampaknya mengurangi transmisi di populasi," tegasnya.

Mereka juga meminta pemerintah mempercepat dan memastikan program vaksinasi Covid-19 tepat sasaran untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

"Semua pihak juga harus lebih waspada terhadap varian baru Covid-19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, mungkin lebih meningkatkan kematian, dan mungkin menghilangkan efek vaksin," ucapnya.

Pemerintah bersama satgas covid-19 juga diminta untuk segera melakukan penguatan 3T; testing, tracing, dan treatment terhadap warganya dalam beberapa pekan ke depan pasca lebaran.

Masyarakat juga diminta untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M; memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Diketahui, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 1.937.652 orang Indonesia, kini masih terdapat 120.306 kasus aktif, 1.763.870 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 53.476 jiwa meninggal dunia.

Load More