Sebab memuntahkan seluruh isi perut gunung sehingga mampu memporak-porandakan bahkan melenyapkan kehidupan yang ada di ujung Pulau Jawa dan Sumatra, saking dahsyatnya dari letusan itupun terasa hingga ke negara lain seperti Australia, Singapura, Malaysia bahkan Eropa.
Berdasarkan laporan resmi dari Pemerintah Hidia Belanda melaporkan bahwa sejumlah 36.417 orang tewas dengan rincian; Banten sebanyak 21.565 orang, Lampung 12.466 orang, Batavia 2.350 orang, Bengkulu 34 orang, Karawang 2 orang meninggal dunia.
Letusan itu juga mengakibatkan 165 kampung musnah dan 132 kampung porak-poranda. Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang jaraknya paling dekat dengan Krakatau semua penduduknya tewas diterjang gelombang tsunami. Diketahui jumlah penduduk sebanyak 3.000 orang dan 150 orang Pulau Sebuku semuanya tewas.
Dalam artikel literasi bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang Cerita Dari Krakatau 1883 (2021) dijelaskan, tiga hari sebelum letusan gunung Krakatau berturut-turut mengeluarkan Abu, batu apung, batu lumpur panas bertebaran dari ujung selatan Pulau Sumatra, ujung utara dan barat Pulau Jawa.
Disamping itu juga, laut yang diguncang oleh ledakan itu selama 3 hari mengakibatkan gelombang pasang tinggi dengan air panasnya yang mematikan makhluk yang ada. Teluk Betung di Lampung, Anyer dan Caringin di Banten musnah seketika.
Tidak ditemukan adanya kehidupan kembali, tidak terlihat satu pun warga yang masih hidup. Mayat berserakan di sepanjang pantai, tidak ada tenaga untuk memakamkan mereka.
Keadaan seperti ini membuat pemerintah pusat di Batavia mengambil alih untuk memberikan pertolongan kepada korban di daerah-daerah yang terkena letusan. Pemerintah keseluruhan untuk memprioritaskan daerah mana yang perlu mendapatkan bantuan terlebih dahulu.
Untungnya banyak pihak yang bersedia memberikan pertolongan. Beras datang dari berbagai daerah, dokter datang dari Batavia, perbaikan transportasi, memperbaiki komunikasi di rumah-rumah penduduk, gedung-gedung pemerintah dan jalan-jalan utama.
Sejarah bahwa letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 ini merupakan letusan terparah. Sampai kini sisa-sisa letusan itu diabadikan dalam bentuk tugu peringatan di daerah Lampung Selatan.
Baca Juga: Kronologis Gubernur Banten Disebut Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Ponpes
Kontributor : Saepulloh
Tag
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Benarkah Tsunami Terjadi di Lampung Juli 2025?
-
Tolak Kerja Sama TPA Bangkonol, Warga Buang Sampah di Kantor Bupati Pandeglang
-
Ironi di Tanah Jawara, Lebak Jadi Sarang Kawasan Kumuh Terluas di Banten
-
Beras SPHP Disalurkan ke Provinsi Banten, Mendagri Tito Pantau Langsung
-
Viral Amuk Bupati Lebak: Jalan Desa Hancur, Kadesnya Pakai Pajero
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
Terkini
-
Bukan Cuma Lebak, Ini 7 Daerah dengan Kawasan Kumuh Terluas di Banten!
-
Mengurai Benang Kusut Kawasan Kumuh Banten Selatan, Lebak Jadi Fokus Utama Andra Soni dan Dimyati
-
BRI Group Raih 3 Penghargaan Prestisius dari Euromoney Awards for Excellence 2025
-
Investasi di Banten Peringkat 5 Nasional, Tembus Rp60,7 Triliun, Serap 110 Ribu Tenaga Kerja
-
QLola by BRI Dorong Transformasi Digital Korporasi dan Universal Banking