Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 20 Mei 2021 | 17:18 WIB
Abdul Haer, salah satu pengurus Masjid Jami Al-Fudhola [SuaraBanten.id/Wivy]

SuaraBanten.id - Gegera toa Masjid ratusan warga Kelapa Dua Tangerang rusuh. Ratusan warga di Desa Curug Sangereng, Kabupaten Tangerang mendadak bersitegang hingga terjadi kerusuhan.

Kerusuhan itu diduga dipicu adanya aksi protes salah seorang warga lantaran terganggu dengan suara adzan yang berasal dari salah satu masjid di sekitar.

Peristiwa kerusuhan itu heboh di instagram setelah diunggah oleh akun @aboutsinjay. Dalam video yang diunggah, terlihat ratusan warga berkerumun sementara sejumlah petugas dari pihak kepolisian dan TNI tampak berjaga.

Tak hanya itu, para aparat itu bahkan terlihat melerai dan mengamankan warga agar tak menambah kerusuhan.

Baca Juga: Mayat Wanita Tak Beridentitas Mengapung di Sungai Cirarab, Ditemukan Sopir

Diketahui, kerusuhan itu terjadi di Masjid Jami al-Fudhola di Kampung Curug RT 001 RW 1, Desa Curug Sangereng, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Kejadian itu terjadi pada Rabu (20/5/2021) malam usai shalat isya sekira pukul 21.00 WIB.

Kejadian itu dibenarkan oleh salah satu pengurus Masjid Jami Al-Fudhola, Abdul Haer. Menurutnya, masalah tersebut sudah selesai dengan jalur musyawarah di kantor desa.

"Sekarang gini aja, saya udah dijelasin ke pihak kelurahan, udah klarifikasi ke pihak kelurahan sama yang bersangkutan juga. Takutnya saya salah omong lagi lebih parah lagi," katanya yang semula menolak memberikan keterangan ditemui di rumahnya, Kamis (20/5/2021).

Abdul menerangkan, konflik di masyarakat itu muncul gegara persoalan menggeser pengeras suara atau toa di masjid.

Baca Juga: Mau Buang Air Kecil, Sopir Truk di Tangerang Temukan Mayat Wanita Misterius

Tetapi kata Abdul, hal itu baru sekadar permintaan tetapi belum dilakukan penggeseran toa di masjid tersebut.

"Awalnya cuma masalah geser doang. Cuman belok doang, cuma arahnya. Enggak ada yang geser, dia baru minta izin. Izinnya ke DKM," ungkapnya.

"Di kelurahan udah nggak ada masalah, udah selesai," ujarnya.

Menurutnya, ratusan warga yang bersitegang itu tersulut lantaran permintaan menggeser arah toa masjid itu identik dengan sara.

"Namanya identik masalah sarana ibadah, jadi warga ramai," ungkapnya.

"Masalahnya volume kecil sedikit saya dikomen sama warga enggak kedengeran, kenceng sedikit dikomen juga. Tapi kalau masalah itu nggak saya hirauin," sambungnya.

Abdul menegaskan, warga yang meminta arah toa digeser itu tinggal diperumahan elit yang diketahui bernama Kluster Ilagio. Diketahui, bernama Mad Romli.

"Perumahan elit. Sebagian besar memang warganya non muslim," pungkasnya.

Terkini, sejumlah warga di dekat masjid enggan memberikan komentar terkait peristiwa kerusuhan akibat toa masjid itu. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak tahu lantaran tak menyaksikan saat terjadi kerusuhan.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More