SuaraBanten.id - Danau Tasikardi berlokasi di Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang dibuat pada zaman Sultan Kedua Banten yakni Maulanan Yusuf.
Konon, pembuatan Danau Tasikardi tempat wisata kerajaan keluarga Sultan Banten. Selain itu, Danau Tasikardi tempat hiburan Ibunda Maulana Yusuf yang bersedih akibat ditinggalkan Sultan Maulana Hasanudin, dan untuk penyambutan tamu-tamu bangsawan.
Danau Tasikardi seluas 6,5 hektar itu terdapat pulau kecil di tengah-tengahnya. Konon pulau itu sering digunakan untuk berlibur keluarga Sultan Banten, selain itu juga Danau Tasikardi tempat penerimaan tamu bangsawan yang berkunjung ke Banten.
Sejarawan Banten dari Kepurbakalaan, Mulangkara, mengatakan, Danau Tasikardi dibuat pada saat masa zaman Sultan Kedua Banten yakni Sulatan Maulana Yusuf.
"Dulu itu dibangun atau dibuat pada masa sultan kedua, Maulana Yusuf Banten. Beliau ini punya ibu bernama Ratu Ayu Kirana, permaisuri Sultan Hasanudin dari Demak," kata Mulangkara sejarawan Banten dari Kepurbakalaan, kepada SuaraBanten.id.
"Ratu Ayu Kirana saat itu sedang berduka berkepanjangan, dan akhirnya dibuatkan lah Danau itu (Tasikardi-red). Danau itu ditengahnya ada pulau kecil seperti pesanggrahan gitu. Bangunan itu, bangunan terbuka tapi beratap," jelasnya.
Diterangkan Mulangkara, air yang berada di Danau Tasikardi itu disuplay dari tiga sungai yakni kali Keronjen, kali Pelamunan, dan kali Ciujung.
"Aliran kali itu masuk semua ke Danau Tasikardi, dan bahkan air yang ada di danau itu juga untuk mengairi pesawahan yang ada disekitar Danau Tasikardi. Kala itu Maulana Yusuf juga pandai dalam bertani," terangnya.
Baca Juga: Sempat Ancam Mati Saat Isya Jeeperson Masuk Islam, Kini Ibunda Juga Mualaf
Diungkapkan Mulangkara, ditengah Danau Tasikardi terdapat pengawal-pengawal perempuan yang memegang tombak untuk menjaga keluarga Sultan.
Sesekali Danau Tasikardi, lanjut Mulangkara, digunakan untuk pengasingan keluarga kerajaan yang melakukan tindakan asusila di dalam kerajaan.
"Dan sesekali waktu di dalam catatan danau itu digunakan untuk pengasingan, keluarga kerajaan yang melakukan tindakan asusila, maka diasingkan disitu. Itu hanya sesekali waktu saja, karena danau itu dibuat tujuannya bukan untuk itu melainkan untuk rekreasi keluarga Sultan," katanya.
Lambat laun beberapa tahun ke belakang, Danau Tasikardi justru mengalami pendangkalan yang sangat signifikan. Pemerintah yang melihat hal itu tidak bisa berbuat banyak lantaran tidak ada anggaran, akhirnya Danau Tasikardi diswakelolakan kepada salah seorang pengusaha bernama Haji Suhada.
"Haji suhada itu sanggup mengeruk tanah yang ada di Danau Tasikardi, itu waktu tahun 1993, dengan imbalan Haji Suhadi ini swakelola selama 30 tahun," ungkapnya.
Dijelaskan Mulangkara, dalam perjanjian swakelola dengan pengusaha mendapatkan pengawalan ketat dari pihak pemerintah terutama dari Kepurbakalaan.
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Dilempari Batu Orang Tak Dikenal
-
DM Instagram Berujung Ancaman Video Bugil, Pria di Pandeglang Gagahi Anak di Bawah Umur
-
SDN Kuranji Disegel Lagi, Wali Kota Serang Ogah Damai dan Pilih Laporkan Ahli Waris ke Polisi
-
SDN Kuranji Disegel Lagi, Ahli Waris Tuding Wali Kota Serang Ingkar Janji
-
Potret Pilu Balita Gizi Buruk di Pandeglang, Tak Punya BPJS dan Biaya Berobat