Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 26 April 2021 | 03:05 WIB
Sepasang muda mudi berduaan di Taman Banten Lama [Suara.com/Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Taman Banten Lama yang dipercantik Pemprov Banten seringkali dijadikan tempat mojok para muda-mudi yang berkunjung. Petugas keamanan sekitar bahkan beberapa kali memergoki salah satu pasangan sedang asik ena-ena di lokasi tersebut.

Pemeprov Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) memang memperindah kawasan Banten Lama yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang itu.

Namun, penataan dan pembuatan taman di kawasan Banten Lama justru kerap kali dijadikan tempat pacaran bagi muda-mudi yang memadu kasih. Bagaimana tidak, ratusan kursi dengan penataan yang begitu indah mebuat semuanya ingin ngobrol santai di taman Banten Lama.

Pengunjung juga disuguhi pemandangan pepohonan, rumput yang hijau dan jalan di tengahnya. Tulisan Masjid Agung Banten dan Keraton Surosowan menjadi pelengkap keindahan Banten lama, ditambah dengan keindahan menara Banten yang saat ini menjadi icon penting di Provinsi Banten

Baca Juga: Waspada Copet Wisata Ziarah Banten Lama, pelaku Pake Sorban dan Kerudung

Pemerintah mempercantik kawan Banten Lama, agar pengunjung bisa nyaman. Selain itu, Provinsi Banten juga ingin memperkenalkan kepada dunia bahwa Banten memiliki situs bersejarah yang begitu melegenda.

Taman Banten Lama jadi tempat mojok [Suara.com/ Adi Mulyadi]

Sayangnya, taman yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Banten justtu kerap disalahgunakan oleh pasangan muda-mudi yang bukan muhrim, sebut saja pacaran.

Agar semuanya bisa terkendali, Pemerintah Provinsi Banten membentuk Satgas (Satuan Tugas) melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim), untuk menjaga taman Banten Lama.

Komandan Regu (Danru) dari Dinas Perkim Provinsi Banten M. Sabulloh tidak menapikan taman Banten Lama kerap menjadi tempat bermadu kasih oleh para muda-mudi atau berpacaran.

"Sering mas, sering jadi tempat pacaran. Namun kita langsung tegur kalau memang sudah melewati batas waktu, seperti di atas jam 9 malam," katanya kepada SuaraBanten.id.

Baca Juga: Bikin Haru, Azka Anak Kru KRI Nanggala 402 Sempat Kunci Pintu Kamar Ayahnya

Sabulloh menceritakan, pihaknya sering menangkap basah pasangan muda-mudi yang hemdak bermadu kasih di taman atau di kursi taman. Namun hal itu bisa diantisipasi oleh pihak keamanan.

"Pernah, beberapa kali kita pergokin. Kita tindak, kita bawa kesini (kantor), kita introgasi, kalau ini belum menikah, kita panggil kedua orang tuanya. Kalau memang sudah menikah kita berikan arahan agar tidak berpacaran di taman," ungkapnya.

Dijelaskan Sabulloh, jumlah pengunjung yang pacaran tertangkap basah tidak bisa dihitung karena banyak, dan hanya dilakukan peneguran oleh pihaknya.

"Banyak mas, itu cuma kami tegur, dan kalau sadar mereka langsung pergi, yang kami tangkap basah itu yang hendak melakukan asula disini, baru kami tangkap. Kalau yang duduk-duduk mah wajar lah, kita cuma negur aja," tegasnya.

Iya menjelaskan, Satgas yang di bentuk oleh Perkim Provinsi Banten terdiri dari 3 shift dalam satu shift terdiri dari 8 orang, sehingga jika di total seluruhnya ada 24 petugas keamanan.

"Kita dalam setiap shift itu ada juga yang patroli dan ngeliling, apalagi kalau malam dan sedang rame. Ya kalau duduk-duduk sih engga masalah yang penting jangan pacaran," terangnya.

Ditempat yang sama salah seorang pengunjung Mulya mengaku, dirinya sering berziarah ke Maulana Hasanudin Banten, iya juga sering melihat yang berduaan di kursi antara perempuan dan laki-laki.

"Tapi itu kan saya engga tau pacaran atau bukan, suami istri atau bukan, cuma saya sering liat aja. Masa sih berani pacaran di tempat makam auliya alloh," katanya.

Kata Muliya, sebenernya taman ini bagus sih, dan saya setuju jika pemerintah memperindah taman ini. Supaya pengunjung seperti saya enak dan nyaman saat berziarah.

"Kan kalau kaya gini bisa buat foto-foto juga dan bisa buat santai juga. Namun jangan lah kalau sampai buat pacaran mah," tandasnya.

Kontributor : Adi Mulyadi

Load More