Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Minggu, 25 April 2021 | 03:05 WIB
Rilis pegawai puskesmas palsukan surat bebas covid-19 [Foto: Jatimnet.com/ Karina Norhadini]

SuaraBanten.id - Pandemi Covid-19 mengharuskan banyak kalangan yang ingin bepergian harus menyertakan surat hasil tes bebas Covid-19. Namun, lantaran banyak masyarakat yang ingin mudah mendapatkan surat tersebut tanpa tes, menjadi santapan oknum pemalsu surat bebas Covid-19.

salah satunya spererti yang dilakukan Bagus Dwi Wahyu Rahmad (29) warga Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Tenaga honorer atau pegawai Puskesmas Pungging itu terlibat dalam kasus pemalsuan surat keterangan bebas Covid-19 sehingga menyebabkannya ditangkap polisi.

Diketahui, Bagus Dwi Wahyu Rahmad memalsukan surat tersebut dengan alasan uang yang di dapat dipergunakan untuk tambah-tambah modal nikah yang akan digelar bulan depan.

Kasus ini terbongkar usai pelaku kedapatan memalsukan sepuluh lembar surat tes Covid-19 untuk sepuluh remaja yang akan mengikuti seleksi tim sepakbola di Sidoarjo, pada Rabu 21 April 2021 lalu.

Baca Juga: Bupati Bogor: Kita Tidak Menjamin COVID-19 Akan Segera Berakhir

Diketahui jika tenaga honorer Puskesmas Pungging ini memalsukan tanda tangan yang berwenang dan menggunakan stempel Puskesmas untuk surat keterangan hasil rapid test antigen Covid-19 abal-abal. Setiap surat dibanderol tarif Rp150 ribu.

Mengutip Terkini.id-Jaringan Suara.com, Disebutkan pelaku mengaku nekat memalsukan dokumen demi uang untuk tambahan biaya menikah, Mei 2021 mendatang.

"Menurut pengakuan tersangka ini aksi sudah yang kedua kalinya sejak Januari 2021. Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat, maraknya surat keterangan bebas Covid-19 di Mojokerto yang tidak sesuai dengan ketentuan. Yakni surat diberikan, namun tes secara fisik tidak dilakukan," kata Kapolres Mojokerto AKBP Donny Alexander.

AKBP Donny melanjutkan, tersangka pertama kali melakukan pemalsuan surat pada 25 Januari 2021.

Persisnya ketika warga bernama Sulton meminta surat keterangan bebas Covid-19 ke Puskesmas Pungging. Surat itu untuk kepentingan melakukan perjalanan ke Makassar.

Baca Juga: Covid-19 Makin Mengganas di Riau, 421 Orang Positif Hari Ini

Namun, warga tersebut ditolak pihak Puskesmas, sebab tidak memiliki kewenangan mengeluarkan surat hasil rapid test antigen Covid-19.

"Warga ini ditolak pihak Puskesmas saat itu. Nah, jadi kesempatan tersangka saat Pak Sulkan ini berjalan keluar. Lalu ditawarinya yang bersangkutan surat palsu tersebut tanpa harus melakukan tes fisik dengan biaya Rp150 ribu," katanya.

Keberhasilan tersangka inilah yang membuatnya kembali melakukan aksi yang sama untuk kedua kalinya. Terlebih, dirinya sebagai tenaga honorer yang berada di bagian loket memiliki kemudahan akses.

Selain itu, stempel yang digunakan merupakan stempel asli Puskesmas Pungging yang berada di ruang kerja tersangka dan petugas lainnya.

"Untuk mengelabui petugas lainnya, dia selalu melakukannya di sore hari. Saat semua orang tidak ada di lokasi," kata Donny.

Selain puluhan lembar surat keterangan palsu yang disita dari pelaku, petugas juga menyita seperangkat komputer dan printer milik Puskesmas Pungging yang digunakan untuk menjalankan aksinya selama ini.

Akibat perbuatanya, pelaku dijerat pasal 263 ayat 1 KUHP tentang pemalsuan surat, dengan ancaman hukumannya maksimal enam tahun penjara.

Load More