Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 01 April 2021 | 07:20 WIB
Ali Imron. (suara.com/Bagus Santosa)

SuaraBanten.id - Tarungkap! cuma butuh waktu 2 jam untuk yakinkan terduga teroris melakukan aksi yang diklaim jihad dengan melakukan aksi bom bunuh diri atau semacamnya.

Hal tersebut diungkapkan Mantan Terpidana Teroris Bom Bali, Ali Imron.

Berdasarkan pengalaman Ali Imron, tak butuh waktu lama untuk meyakinkan seseorang bisa bergabung dalam kelompok terorisme.

"Tidak lama meyakinkan orang, bisa memprovokasi sampai siap bunuh diri itu 2 jam. Tapi sampai sekarang saya belum merekrut terus suruh bunuh diri dan Insya Allah gak akan. Jangan diartikan ini seperti bujuk anak pakai permen. Orang yang ikut ke jaringan ini masyoritas sudah punya basic. Mayoritas dari pesantren karena punya basic jihad, tinggal dipoles," ujarnya di tampilan Video Kompas TV 2019 lalu yang kembali dibagikan pengguna instagram dikutip dari Terkini.id.

Video tersebut salah satunya dibagikan akun instagram @indonesiavoice_, Rabu (31/3/2021). Dalam video itu tampak Ali Imron berbincang dengan Rosianna Silalahi selaku pembawa acara.

Baca Juga: Terungkap! Penyerang Mabes Polri ZA Posting Bendera ISIS di Instagramnya

Ali Imron memulai pembicaraannya terkait angin segar bagi kelompok radikalisme saat masyarakakat menyalahkan kepolisian yang dianggap tidak profesional.

"Kalau buat teroris itu ruang, angin, kesempatan mereka dan menggembirakan karena setiap ada komentar ‘ini kedzoliman polisi kalau ada teroris’, nanti teroris kipas-kipas begini karena dibantu media atau komentator," ujar Ali Imron.

Padahal, kata Ali, untuk memerangi pemikiran radikalisme yang ada pada otak teroris dibutuhkan kerja sama antar elemen masyarakat.

Menurutnya, salah satu caranya yakni dengan edukasi agar masyarakat mengetahui fakta di balik pemikiran radikalisme yang ada sehingga sama-sama terlibat dalam upaya pencegahan.

"Bagi saya yang ingin mencegah teror, saya kecewa. Ketika masyarakat tidak tahu fakta tentang terorisme itu sulit kami ajak bersama deradikalisasi. Fakta saja gak tau bagaimana mau diajak deradikalisasi," ucapnya.

Baca Juga: Denny Siregar Ajak Pajang Foto Teroris: Jangan Lupa Bisikkan "Mamposss.."

Ali Imron dalam tayangan tersebut juga membahas soal ciri fisik teroris yang bisa dicermati oleh publik.

Kendati demikian, ia menilai terkadang memang sukar hanya menebak secara fisik dan visual belaka. Mengingat jaringan teroris sangat cerdik dalam menyembunyikan identitasnya.

Ali pun mengungkapkan, salah satu yang menjadi ciri utama terorisme dapat dilihat dari cara berpikirnya. Mereka kerap tak menyukai pemerintahan yang tak berdasarkan syariat Islam.

Terdapat pula pemikiran lain tentang konsep jihad yang dipahami seglintir orang memiliki arti untuk beperang.

"Kalau namanya teroris, bisa berpenampilan ganti-ganti, yang signifikan membedakan itu ketidaksukaan terhadap penguasa yang tidak memberlakukan syariat Islam menyeluruh. Yang kedua pemikiran tentang jihad dalam arti perang yang tidak bisa disembunyikan," tuturnya.

Load More