SuaraBanten.id - Malang betul nasib seorang ibu muda bernama ES, korban pemerkosaan yang dilakukan oleh kakak iparnya sendiri itu malah tidak dipercaya saat melaporkan aksi bejat kakak iparnya ke suami.
Diketahui, ES merupakan warga Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Selain digagahi oleh kakak iparnya sebanyak 7 kali, ES juga ternyata pernah mengalami pemerkosaan pada usia 9 tahun oleh laki-laki yang kini menjadi suaminya.
Saat itu korban dinikahkan atas kesepakatan keluarga. Diketahui, ES sebenarnya kelahiran 2003 namun usianya dituakan menjadi kelahiran 1999 agar dapat dinikahkan.
Hal itu berarti bahwa, umur ES kini masih 17 atau 18 tahun.
Baca Juga: Buntut dari Kasus Pemerkosaan, Robinho Dijatuhi Hukuman 9 Tahun Penjara
Saat ini, ES telah memiliki seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dari hasil pernikahan dengan pemerkosanya. Itu berarti bahwa, ES melahirkan pada usia 14 atau 15 tahun.
Naas, pemerkosaan justru kembali dialaminya belum lama ini dan pelakunya adalah kakak iparnya sendiri. ES mengaku peristiwa pemerkosaan oleh kakak iparnya itu terjadi pada Januari 2021 silam.
Saat itu, ES baru selesai mandi dan hanya mengenakan handuk. Tapi saat dirinya masuk ke kamar, kakak iparnya juga berada di tempat yang sama.
Tak hanya sekali, ES mengaku bahwa aksi bejat kakak suaminya itu telah dilakukan sebanyak tujuh kali.
ES mengaku tidak kuasa melawan karena ia terus diancam akan dibunuh. Tragisnya, saat ES telah memberanikan diri melaporkan apa yang dia alami pada suami, suaminya malah tak percaya.
Baca Juga: Komentari KLB Demokrat, Annisa Pohan: 'Pemerkosaan' Demokrasi Negara
Bahkan, kata ES, suami malah nampak membela kakak iparnya. Ia pun kini malah terancam kehilangan rumah tangganya.
"Suami saya tak percaya, kini hubungan kami tak lagi harmonis," kata ES pada Minggu, (21/3/2021), dilansir dari Terkini.id-Jaringan Suara.com.
Kemalangan ES pun tidak sampai di sana. Ketika melaporkan ke Polres Banyuasin, laporannya ditolak. Alasan ditolaknya laporan tersebut karena Polres Banyuasin mengklaim pelaku dan korban bisa dikatakan suka sama suka.
Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum korban, Dedi Junaidi. Padahal, kata Dedi, korban telah menceritakan terlapor karena selalu diancam dibunuh.
alasannya korban menuruti kemauan terlapor adalah karena adanya ancaman. Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan, Herlis Noorida pun mengaku kecewa mengetahui laporan korban ditolak.
Terlebih, kejadian itu malah dikatakan terjadi karena suka sama suka.
Berita Terkait
-
Bantah Pernyataan Fadli Zon Soal Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998, Pakar: Dia Dusta!
-
Daftar Gaji Karyawan Mie Gacoan per Level, Mulai dari Rp1 Jutaan
-
Luka Berlapis di Kantor Polisi, Korban Pemerkosaan Jadi Korban Lagi
-
Menteri PPPA Kecam Pemerkosaan Oknum Polisi NTT: Aparat Harusnya Lindungi Bukan Menambah Luka Korban
-
Semangkuk Mie Instan di Kosan: Cerita Persaudaraan yang Tak Terlupakan
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Mantan Dirut ASDP Ira Puspadewi Segera Disidang, Kursi Pesakitan Menanti
-
Daftar 5 Motor Listrik Murah Juni 2025: Mulai Rp 6 Jutaan, Disubsidi Pemerintah!
-
Daftar 5 Mobil Baru Murah di Indonesia Juni 2025: Mulai Rp 130 Jutaan, Desain Keren dan Irit BBM!
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
Terkini
-
3 Link Dapatkan Saldo DANA Gratis, Berpotensi Dapat Hingga Ratusan Ribu
-
3 Kontroversi Irna Narulita yang Pimpin DPW PAN Banten, Harta Kekayaan Sempat Jadi Sorotan
-
Profil Irna Narulita, Istri Wagub yang Kini Nahkodai DPW PAN Banten
-
Mengejutkan! Istri Wagub Banten, Irna Narulita Pimpin DPW PAN Banten
-
Tersangka Kasus Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek Bertambah 2 Orang