SuaraBanten.id - Dalam mendukung swasembada daging dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, Kabupaten Lebak optimis menjadi sentra penghasil ternak sapi peranakan ongol (PO).
"Kita mencetak bibit unggul sapi jenis PO untuk pengembangan ternak hewan besar itu," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Kabupaten Lebak Teguh, Sabtu (20/3/2021) seperti dikutip dari Antara-Jaringan Suara.com.
Teguh mengatakan, saat ini jumlah populasi sapi jenis PO di atas 2.000 ekor dan memberikan kontribusi kebutuhan konsumsi daging untuk warga Kabupaten Lebak.
"Kami minta peternak terus mengembangkan budi daya ternak sapi jenis PO untuk memenuhi permintaan konsumen dari Tangerang, Bogor, Jakarta dan Bekasi," ungkapnya.
Kata dia, UPTD Pembibitan telah mencetak bibit sapi unggul jenis PO dengan jumlah puluhan ekor dan berat mencapai tujuh kuintal perekor, sedangkan harga di pasaran berkisar Rp20-40 juta perekor.
Bibit sapi ungggul, itu nantinya akan disebar ke kelompok-kelompok peternakan masyarakat oleh Pemkab Lebak.
Budi daya ternak sapi di Kabupaten Lebak dinilai berhasil sejak digulirkan program sentra peternakan rakyat (SPR) 2015 lalu pemerintah setempat.
Melalui SPR, para kelompok peternakan mendapat bantuan bibit sapi hidup untuk dikembangkan agar populasinya meningkat.
Selain itu, Pemkab Lebak juga mengoptimalkan inseminasi buatan (IB) agar dapat melahirkan keturunan untuk satu betina bisa bertambah satu ekor anak pertahun.
Baca Juga: Bisakah Indonesia Swasembada Daging Sapi Lokal Melalui Sapi Pasundan?
"Kami mendorong melalui IB dapat menambah jumlah populasi ternak sapi jenis PO itu," ujarnya.
Selama ini, peternak sapi perlu ditingkatkan kemampuan teknik budi daya pengembangan usaha ternak, sebab usaha peternakan sapi dapat mendorong ketahanan pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap penerapan teknik budi daya itu dapat meningkatkan jumlah populasi ternak sapi," katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, pengembangan budi daya ternak sapi itu tentu harus diubah mental masyarakat agar bisa mengubah jiwa usaha dengan orientasi bisnis, sehingga dapat menjadikan penghasilan tetap dan andalan ekonomi.
Selama ini, kata dia, masyarakat mengembangkan peternakan baik ternak besar maupun kecil hanya dijadikan usaha sampingan.
Padahal, potensi peternakan di daerah ini sangat memungkinkan untuk berkembang, selain pakan melimpah juga prospek pangsa pasar cukup jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Krisis Sampah di Tangsel, Pengamat: Perpres 109/2025 Tak Berlaku Surut
-
Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Senin 15 Desember 2025: Keberangkatan Pagi Anti Telat
-
Wakil Kepala BGN Sentil Pedas Mitra MBG: Semangka Setipis Tisu
-
Awas Gelombang Tinggi 2,5 Meter! Polda Banten Minta Nelayan dan Warga Pesisir Puasa Melaut Dulu
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati