SuaraBanten.id - Amsyong! Niat membantu, seorang pemuda di Kota Tangerang Selatan justru apes jadi korban penipuan.
Nasib apes itu dialami Imam. Ibarat pepatah, seperti air susu yang dibalas dengan air tuba. Niat menolong temannya, dia malah rugi Rp 160 juta.
IF jadi korban penipuan oleh teman yang dia kenal di tempat karantina Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Serpong, Tangsel.
Dia adalah remaja bernama SPS, yang mengaku sebagai pejabat Kasubag Keuangan di Kementerian Dalam Negeri regional Jakarta.
IF bercerita, dia mengenal Stiven saat menjalani karantina bersama karena terpapar Covid-19. Keduanya melakukan karantina di RLC Serpong, Tangsel pada Desember 2020.
Saat itu, IF percaya bahwa Stiven merupakan pegawai di Kemendagri. Hal itu, lantaran SPS dianggap piawai dalam bercerita sehingga meyakinkan dirinya.
Suatu ketika, kata IF, SPS mulai meminjam uang kepada dirinya untuk membeli laptop.
"Awalnya, dia pinjam uang dengan alasan ingin membeli laptop untuk kerja. Waktu itu, saya udah keluar dari RLC tapi dia masih di dalem. Dia pinjem dengan alasan akan membayar setelah dana hibah akhir tahunnya cairnya. Saat itu tidak curiga dan saya pinjamkan," kata IF usai membuat laporan penipuan di Polres Tangsel, Selasa (9/3/2021).
Saat itu, SPS pun mengiming-imingi akan memberikan laptop kepada IF menggunakan uang hasil pinjaman tersebut.
Baca Juga: Pemprov Kaltim: Waspada Penipuan Pengadaan Lahan IKN
Pada akhir Desember 2020, SPS pun kembali menghubungi IF. Bahkan, SPS mendatanginya di kontrakannya di Pondok Jagung, Pondok Aren dengan seragam dan atribut lengkap sebagai pegawai di Kemendagri.
"Dia datang ke kosn saya pakai atribut lengkap pegawai Kemendagri. Banyak mengobrol pekerjaan dan saat itu saya juga masih percaya. Tapi ujung-ujungnya dia minjem duit lagi," paparnya.
Tak berhenti di situ, IF yang berprofesi sebagai karyawan manufacturing itu menuturkan, SPS kembali meminjam uang kepadanya.
Alasannya pun beragam, mulai dari beli laptop hingga untuk mengurusi pemakaman neneknya di Medan.
"Alesannya itu pertama untuk beli laptop, terus untuk urus beasiswa, lalu untuk urus opung atau neneknya di Medan dan ada juga alesan karena orangtuanya sakit," tuturnya.
IF mulai curiga, ketika pembayaran piutangnya telat dari tanggal yang dijanjikan pada Januari 2021.
Berita Terkait
-
Bersekongkol Palsukan BPKB, 3 Tersangka Dibekuk Polsek Mlati
-
Jadi Korban Penipuan, Ratusan Warga Mengadu ke DPRD Langkat
-
Tipu Korban Jutaan Rupiah, Mantan Polisi di Jembrana Berhasil Diringkus
-
Korban Rugi Rp 180 M, Polisi Bidik Tersangka Mafia Tanah di Kebon Sirih
-
Ditipu Kawan Lama, Pria Di Bantul Rugi hingga Puluhan Juta
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Kejanggalan Kasus Tewasnya Siswa di Gading Serpong: CCTV Disebut Mati, Polisi Selidiki Bukti Ini
-
Benyamin Davnie Keluarkan Jurus 'Rayuan Maut' ke Pemkab Bogor, Untuk Solusi Atasi Sampah
-
Total Kerugian Capai Rp5 Miliar, Skandal Penipuan Modus Masuk Polisi di Polda Banten Kian Membesar
-
Sungai Ciliman Meluap: Banjir Rendam Rumah Warga Pandeglang Hingga 50 Cm
-
Tragis! Siswa Pahoa Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Sekolah, Ini Kata Polisi