SuaraBanten.id - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr Alvina Widhani Sp PD-KAI menyatakan bahwa dengan pemberian vaksin diharapkan mampu terbentuk "herd immunity" atau kekebalan kelompok yang dapat menurunkan angka penyebaran antarorang. Demikian dikutip dari kantor berita Antara.
"Pemberian vaksin diharapkan tubuh dapat membentuk memori kekebalan tubuh tanpa harus terinfeksi virus terlebih dahulu, dan individu yang tidak divaksin juga mendapatkan manfaat," demikian papar dr Alvina dalam keterangannya di Depok, Senin (18/1/2021).
Dalam pandemi COVID-19, seseorang bisa terinfeksi karena interaksi tiga faktor. Yaitu:
- Karakteristik individu (genetik, respon imun tubuh, usia, adanya penyakit penyerta)
- Lingkungan (ventilasi, sanitasi, suhu/kelembapan)
- Patogen (mikroorganisme, mutasi, jumlah, virulensi).
COVID-19 adalah penyakit akibat virus, sehingga kekebalan tubuh sangatlah penting mengingat tidak banyaknya antivirus yang tersedia atau tidak seperti bakteri yang banyak tersedia antibiotik.
"Interaksi antara daya tahan tubuh dan virus nantinya akan menentukan apakah tubuh akan sembuh atau malah makin memburuk. Vaksin dapat memberikan respon kekebalan tubuh yang spesifik," ujar dr Alvina.
Vaksinasi tergolong dalam imunitas aktif yang biasanya dapat bertahan selama beberapa tahun atau bahkan bisa sepanjang hidup.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa memori kekebalan tubuh terhadap COVID-19 berkisar delapan bulan, namun masih diperlukan penelitian-penelitian lainnya.
Pada orang yang sudah terinfeksi COVID-19 diharapkan sudah memiliki memori kekebalan tubuh, sehingga jika suatu saat terinfeksi kembali tubuh sudah kebal.
Vaksin COVID-19 yang saat ini siap diberikan termasuk dalam tipe vaksin mati/inaktivasi.
Baca Juga: Vaksinasi Dilakukan Dalam Empat Tahap
"Pengembangan vaksin COVID-19 bisa lebih cepat karena pengetahuan sebelumnya tentang virus ini dan kekebalan tubuh terhadapnya sudah ada, penggunaan teknologi baru, serta beberapa aktivitas dilakukan paralel," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Nama Crazy Rich PIK Helena Lim Terseret Kasus Korupsi, Dulu Sempat Heboh Diduga Palsukan Dokumen Vaksinasi Covid-19
-
Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis Untuk Kelompok Rentan
-
Peranan Penting Komunikasi Risiko & Kerja Kolaboratif untuk Capaian 2 Tahun Vaksinasi Inklusif COVID-19 di Indonesia
-
Komitmen Tangani Covid-19, AMNT Raih Penghargaan PPKM Award 2023
-
Vaksinasi Booster untuk Anak 6-11 Tahun akan Dimulai Triwulan Kedua
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Wujudkan TJSL, BRI Peduli Langsung Bergerak ke Daerah Terdampak Gempa Poso
-
Kawal 'Pajak Alat Berat' di Banten, Dede Rohana Bayar Duluan, Dorong Pengusaha Lain Ikut Patuh!
-
BRI Konsisten Apresiasi Paskibraka Nasional Lewat CSR Selama 15 Tahun
-
Pengeroyokan Jurnalis: Polisi Tangkap 2 Sekuriti PT Genesis, Propam Selidiki Keterlibatan Oknum
-
Ada Beking Oknum Aparat? PWI Cilegon Desak Kapolda Baru Sikat Pelaku Pengeroyokan 8 Wartawan