SuaraBanten.id - Ulah maling selalu bikin kesal. Utamanya yang tampak sepele namun mempengaruhi hal yang lebih besar. Seperti yang tengah marak di India. Daripada repot-repot membawa lari sebuah unit mobil, prioritaskan saja pada komponen yang cepat menjadi duit. Contohnya produk tertentu lansiran Maruti Suzuki.
Dikutip kanal otomotif Suara.com, jaringan SuaraBanten.id, dari Cartoq, Suzuki Eeco van versi BS6 rupanya menjadi model yang paling diminati para pencuri. Bukan tanpa alasan, para pencuri rupanya mengincar pipa knalpot Suzuki Eeco van.
Pipa knalpot yang terpasang pada bagian bawah bodi kendaraan ini bisa dilepas secara mudah. Harga pipa knalpotnya sendiri berkisar Rs57.272 atau sekitar Rp1,1 juta.
Tercatat dalam satu pekan terakhir, pencuri telah mencuri pipa knalpot dari 33 unit Suzuki Eeco yang diparkir di stockyard Kiran Motors di Sanathal, dan Maruti Suzuki Motors di Bakrol.
Secara teknis, pipa knalpot Suzuki Eeco hanya dipasang ke bagian bawah body dengan beberapa baut. Suatu kondisi yang dirasa pencuri not big deal, karena cara beraksinya cukup merangkak ke kolong mobil dan melepasnya.
Pertanyaannya, selain mudah, mengapa knalpot atau bagian peredam suara ini jadi sasaran maling mobil di India?
Penegak hukum dan dealer carmaker menyatakan bahwa pencuri sebenarnya tidak mengincar seluruh pipa knalpot. Mereka hanya menginginkan bagian catalytic converter.
Konverter katalitik berfungsi mengontrol gas berbahaya yang dikeluarkan dari mesin. Alat ini akan menekan jumlah gas beracun yang dilepas ke udara melalui pipa knalpot.
Untuk melakukan konversi dengan lancar, catalytic converter memiliki logam mulia seperti Platinum, Palladium dan Rhodium di dalamnya. Ini dikenal sebagai kelompok logam Platinum (PGM) dan memiliki nilai jual tinggi.
Baca Juga: Toyota dan Suzuki Semakin Mesra Kerja Sama, Edisi Berikutnya Mobil Listrik
Mencurinya dari pipa knalpot mobil adalah proses yang jauh lebih mudah. Inilah yang membuat catalytic converter menjadi hal yang menggoda bagi pencuri.
Selain pengubah katalitik, pipa knalpot juga memiliki sensor O2 untuk memeriksa kadar oksigen dalam gas yang keluar dari mesin. Sepertinya sensor ini tidak diproduksi di India, salah satu alasannya, dengan penambahan peranti itu maka harga komponen jadi meningkat.
Berita Terkait
-
ESDM Mulai Jalankan Proyek Pipa Gas Dusem, Pasok Energi dari Jawa ke Sumatera
-
Bayar Mahal Setara Gaji Bulanan, Penggemar Lionel Messi Mengamuk di Stadion Salt Lake India
-
Tur Lionel Messi di India Disorot, Diduiga Dimanfaatkan Elite Politik
-
Kenapa India Ricuh saat Lionel Messi Datang?
-
Lionel Messi Tur ke India Dibayar Mahal dengan Kericuhan Memalukan, Hingga Dibuatkan Patung Kurus
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Dikenal Dermawan dan Tak Pernah Bermasalah, Ayah Bocah Korban Pembunuhan di Cilegon Ternyata...
-
5 Spot Wisata Healing di Serang Banten Buat Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025
-
Skandal Jaksa Nakal Banten Terbongkar! Kejagung Sikat 3 Anak Buahnya Sendiri
-
Kasus Pembunuhan Anak 9 Tahun di Cilegon Belum Terungkap, Bikin Masyarakat Resah
-
Viral Pernyataan Abah Aos Soal Kopiah Hitam Haram, Tokoh Ulama Banten: Hati-hati Sesat!