SuaraBanten.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Arab Saudi kini masih mengurus proes pemulangan jenazah Afriyani, warga asal Tangerang yang ditemukan tewas dalam koper di Mekkah.
Diketahui, Afriyani ditemukan tewas terbungkus dalam sebuah koper besar di Mekkah, Arab Saudi. Tepatnya di dekat jalan lingkar keempat, Minggu (29/11/2020).
Hal itu disampaikan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani.
"Pihak KBRI sedang mengurus proses pemulangan pekerja migran asal Kronjo Tangerang yang meninggal," ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkat.
Baca Juga: Kemenlu: Tak Ada Tanda Kekerasan di Mayat Perempuan Dalam Koper di Arab
Berikut fakta-fakta kematian Afriyani, TKW Indonesia yang tewas dalam koper di Mekkah:
1. Pinggir Jalan
Jasad Afriyani pertama kali ditemukan di dalam sebuah koper besar oleh seorang warga yang sedang jalan-jalan di sekitar tempat kejadian.
Mayat beserta kopernya ditemukan tertinggal di pinggir jalan.
Menurut Benny, semula ketika korban berada di Arab Saudi, menderita sakit hingga meninggal dunia.
Baca Juga: Mayat Afriyani Dibuang di Koper karena Teman Bingung Urus Jenazah di Mekkah
Lalu rekannya membungkus korban dan memasukkan ke dalam sebuah koper besar, lalu meletakkan jenazah Afriyani di pinggir jalan.
Lantas terungkap isi koper itu ternyata mayat Afriyani sampai mengundang warga dan aparat otoritas Arab Saudi.
2. Meninggal Tragis
Afriyani merupakan anak pasangan Badri dan Umiyati, warga Kampung Bakung, Desa Bakung, RT03/01, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Kedua orang tua Afriyani hingga kini masih tak menyangka putrinya telah meninggal dunia di Tanah Suci Mekkah.
Saat ditemui SuaraBanten.id di kediamannya, Umiyati mengaku tidak percaya anak bungsunya meninggal dengan kondisi tragis.
"Sampai sekarang saya belum percaya anak saya itu meninggal dengan kondisi seperti itu. Saya mendapat kabar meninggalnya dari adik dan ditunjukkan kondisi, saya enggak percaya," ujarnya di lokasi, Rabu (2/12/2020).
3. Didatangi Lewat Mimpi
Umiyati mendapat kabar putrinya meninggal, Senin (30/11/2020) lalu. Namun, dia enggak percaya karena pada hari Kamis (26/11/2020), putrinya sempat mendatanginya di dalam mimpi.
"Hari Kamis di malam Jumat, saya gelisah tidur. Perasaan saya Afriyani datang langsung nemuin saya mengatakan, ‘Emak aku gak pengen pulang masih ingin di sini'," ucapnya sambil menirukan perkataan putrinya itu.
"Kemudian dia juga tanya saya, ‘Afriyani melihat emak kenapa sekarang kurusan, emak sehat-sehat kan?’. Dari situ saya langsung kebangun dan mengucap istighfar," lanjutnya.
4. Awal Tahun Baru
Umiyati menjelaskan putrinya berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Arab Saudi pada awal tahun baru. Atau sekitar minggu pertama Januari 2020.
"Sebelum berangkat itu saya membantunya mengurus paspornya di Jakarta. Tiga bulan sebelumnya itu dia mengikuti pelatihan gitu di penampungan," paparnya.
"Makanya saya kaget dan nanya sama anak kenapa cepat pelatihannya. Dia cuma jawab dari pihak sponsor di Jakarta itu yang menyuruhnya untuk cepat berangkat dan mengurus paspor," lanjutnya.
Saat itu, Umiyati mengaku tidak memiliki firasat buruk apapun tentang putrinya.
Afriyani, kata Umiyati, terpaksa menjadi TKW di luar negeri juga karena niatnya ingin membantu ekonomi keluarga.
"Awalnya saya sempat melarang karena dia masih di bawah umur. Tapi dia tetap ingin pergi melihat temannya sudah sukses katanya di sana," tandasnya.
"Saya pun sempat dikasih uang Rp 200 ribu dari putri saya. Dia dikasih uang Rp 3 juta dari sponsor untuk mengurus paspor," lanjutnya.
5. Ikuti Teman
Umiyati menuturkan putrinya mengetahui perusahaan sponsor tersebut dari temannya yang juga seorang TKI di Arab Saudi. Karena itu Afriyani memutuskan ingin mengikuti temannya itu.
"Anak saya bisa berangkat dan tahu perusahaan sponsor di Jakarta itu karena temannya yang juga TKI. Sebelum itu anak saya itu bekerja tapi berhenti karena mau ikut jadi TKI," ungkapnya.
Sejak itu, Umiyati mau tak mau merelakan putrinya pergi ke luar negeri menjadi TKW.
Dia pun sempat menasihati anaknya untuk berhati-hati di negeri seberang.
"Saya sempat pesan sama dia kalau sudah kerja di sana yang nurut sama bos. Kerja baik-baik saja, hati-hati dan jangan tinggalkan salat," paparnya.
Kini Umiyati hanya berharap jenazah anaknya dipulangkan ke rumahnya untuk disemayamkan.
"Kalau memang sudah meninggal jenazahnya kalau boleh dibawa ke sini. Sampai sekarang saya juga belum mendapat kejelasan, makanya sebenarnya masih tidak percaya," imbuhnya.
6. Rajin Ibadah
Umiyati menyebut sosok putrinya merupakan anak yang penurut dan baik kepada teman-temannya.
"Dia itu selain berbakti kepada orang tuanya, juga baik hati sama teman-temannya. Orangnya tuh royal dan enggak perhitungan sama teman. Apalagi saya emaknya," ucapnya.
Umiyati melanjutkan, selama bersekolah di Yayasan Nurul Ihsan Kresek (SMU) hingga tamat tahun 2018, Afriyani sering mengajak temannya ke rumah.
"Dari sekolah sampai lulus, teman-temannya sering diajak ke rumah untuk sekadar makan dan ngobrol. Makan di sini juga seadanya saja," paparnya.
Selain itu, Umiyati menyebutkan, putrinya juga hampir tidak pernah meninggalkan salat lima waktu. Bahkan tidak pernah membentak kedua orang tuanya.
"Salat lima waktunya rajin. Dia juga enggak pernah gitu membentak saya sama bapaknya. Bahkan untuk ngomongin orang atau temannya itu enggak suka," sebutnya.
Karena hal itu, Umiyati merasa heran jika putrinya dikabarkan meninggal karena sakit dan dimasukkan ke dalam koper.
"Mendengar kabar yang katanya viral anak saya meninggal sakit dimasukkan ke dalam koper sama temannya enggak percaya. Dia tuh orangnya baik banget sama temannya," ungkapnya sambil menitikkan air mata.
7. Komunikasi Terakhir
Umiyati menuturkan, komunikasi terakhir dengan putrinya hanya dua kali setelah berangkat ke Arab Saudi, yakni di bulan Februari dan Juli.
Afriyani menghubungi pamannya melalui sambungan telepon rumah untuk berbicara dengan Umiyati.
"Terakhir itu saat Lebaran haji bulan Juli. Adik saya dapat telepon dari Afriyani. Saya ngobrol lumayan lama dari nanya kabar sampai kegiatan dia di sana," tuturnya.
"Yang saya ingat, anak saya cerita kerja di Arab enak. Majikannya baik hati, terus cerita juga rumah majikannya besar dengan tiga tingkat. Di situ saya bersyukur saja kondisi anak saya baik-baik saja," lanjutnya.
Sejak saat itu, Umiyati mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Afriyani. Hingga Senin (30/11/2020), lalu mendapat kabar Afriyani meninggal dunia.
8. Sosok Penurut
Paman Afriyani, Wadudin mengaku juga tidak menyangka keponakannya meninggal dunia dalam kondisi yang tragis.
Menurutnya, Afriyani adalah sosok yang penurut.
"Saya sampai sekarang juga enggak menyangka sebenarnya dia meninggal dengan keadaan begitu. Afriyani itu orangnya penurut, enggak pernah membantah, termasuk sama saya," sebutnya di lokasi.
Wadudin berharap jenazah Afriyani bisa segera dipulangkan ke Indonesia.
Dia juga meminta perusahaan sponsor yang memberangkatkan keponakannya bertanggung jawab.
"Sampai sekarang perusahaan sponsor itu sama sekali tidak pernah datang ke sini untuk bertanggung jawab," tuturnya.
9. Lebih Banyak Menangis
Sementara itu, Badri, ayah Afriyani, tidak bisa berkata banyak terkait putrinya yang tewas dalam koper di Mekkah.
Dia lebih banyak menangis mendengar kabar tersebut.
"Saya cuma berharap dia ada di sini, kalau memang sudah tidak ada," paparnya sambil sesenggukan.
Badri sudah lama mengidap penyakit stroke. Akibat itu dia pun juga sudah tidak bisa mengais rezeki untuk keluarganya.
Hal itu pun diungkapkan Umiyati yang menceritakan suaminya sudah lama mengalami stroke.
"Sudah lama bapak stroke. Jalan pun jadi agak susah. Jadi tidak bisa bekerja lagi cari uang. Makanya Afriyani sejak lulus sekolah langsung kerja cari uang," papaparnya.
10. Pembuang Mayat Afriyani
Pembuang mayat Afriyani dalam koper di Mekkah ditangkap. Kedua pelaku merupakan warga Serang dan Lebak, Banten.
Mereka ditangkap Kepolisian Arab Saudi. Mereka adalah YM dan H. YM dan H membuang mayat dalam koper Afriyani di jalanan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha.
YM dan H adalah warga Serang dan Lebak. Keduanya yang memasukkan jenazah Afriyani ke dalam koper dan meninggalkannya di pinggir jalan.
"Dua orang ini asal Serang dan Lebak, yakni YM dan H. Saat ini lagi ditelusuri itu (orang dekat), tapi mereka tinggal di satu lokasi yang sama dengan korban," ujarnya dihubungi SuaraBanten.id, Rabu (2/12/2020).
Afriyani meninggal dunia karena sakit. Namun, YM dan H kebingungan harus mengurus jenazah korban sehingga memasukkan ke dalam koper. Mereka tak mau urus jenzah Afriyani.
"Kemudian, karena almarhumah ilegal, termasuk salah satu dari mereka, takut melapor ke kepolisian. Dia juga tidak tahu bagaimana mengurus jenazah. Akhirnya ditaruh di pinggir jalan supaya ditemukan orang lain, dan bisa diurus seperti itu," ungkapnya.
Selain itu, Judha menyebutkan, dari hasil visum terhadap jenazah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Namun, kepolisian setempat saat ini sedang melakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian Afriyani.
"Walaupun sudah di visum, namun otoritas setempat tetap melakukan otopsi. Dengan hal itu kita bisa tahu lebih dalam apa penyebab kematian. Kita tunggu hasil autopsi," sebutnya.
Sementara, YM dan H saat ini juga sudah dilakukan pendampingan hukum hingga memberikan jasa penerjemah selama proses pemeriksaan penyelidikan pihak kepolisian.
"Kedua orang itu tetap kami berikan pendampingan hukum, termasuk memberikan jasa penerjemah selama proses pemeriksaan penyelidikan pihak kepolisian," pungkasnya.
11. Hasil Visum
Judha juga menyebut, kasus penemuan jasad dalam koper belum bisa disimpulkan sebagai kasus pembunuhan.
Sebab, kata Judha, hasil visum tak tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan.
"Ini belum disimpulkan sebaagi kasus pembunuhan. Hasil visum menyebutkan tidak ada tanda-tanda kekerasan," tutur dia.
Tak hanya itu, Judha menuturkan Konjen RI di Mina, Mekkah telah melakukan pendampingan hukum kepada dua WNI yang diduga terlibat dalam kasus penemuan mayat dalam koper.
Berita Terkait
-
Tertawa Ada HGB di Atas Laut, Mahfud MD: Hukum Diinjak-injak Bandit, Masak Kita Diam Aja?
-
Resmi Batalkan 50 Sertifikat HGB Pagar Laut Tangerang, Menteri ATR Nusron Ungkap Pemiliknya!
-
Agung Sedayu Akui SHGB Pagar Laut Milik Anak Perusahaannya: Kita Beli dari Rakyat
-
SHGB Pagar Laut Dipastikan Cacat Prosedur, 4 Pejabat BPN Tangerang Diperiksa
-
Nusron Wahid Terlibat Debat dengan Kades Kohod Soal SHGB Pagar Laut: Dia Ngotot Dulunya Empang
Tag
Terpopuler
- Bongkar Dalang Pagar Laut Tangerang, AGRA Sebut Jokowi Orang yang Paling Harus Bertanggung Jawab
- TNI AL Terjunkan Tank Amfibi Bongkar Pagar Laut di Tangerang, Said Didu: Ini Simbol Hadirnya Negara
- Beda Cara Jawab, Public Speaking Gibran Dibandingkan dengan Kholid Nelayan Banten: Malu sama Rakyat..
- Aset Hibah yang Diterima Mayor Teddy Tak Boleh Ditarik Lagi, Hukumnya Seperti Anjing Jilat Muntahnya
- Ragnar Oratmangoen dan Jay Idzes Permalukan Erik Ten Hag: Menang 2-1
Pilihan
-
Siapa Nono Sampono? Mantan Komandan Marinir di Pusaran Polemik Pagar Laut
-
Perbandingan Spesifikasi Samsung Galaxy S25 Ultra vs Samsung Galaxy S24 Ultra, Baru Lebih Bagus?
-
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-20 vs Jordania: Jens Raven Cedera, Ragil Tumpuan
-
Tawa Lepas Jokowi Usai Dikaitkan Kasus Pagar Laut: Investigasi Dong!
-
Kampung Rusia di Ubud Bali Ditutup, Bos Jerman Dipenjara
Terkini
-
Buka Posko Kejaksaan RI di Pelabuhan Merak, Kajati Banten Klaim Bakal Maksimalkan Penegakan Hukum
-
Minimalisir Calo, Urus Persetujuan Bangun Gedung di Tangerang Cuma 10 Jam
-
Robinsar-Fajar Dilantik 6 Februari 2025, Sekda Cilegon Minta OPD Minimalisir Kegiatan Seremonial
-
Robinsar Evaluasi Program Beasiswa Full Sarjana, Sebut Polanya Akan Diubah
-
Sufmi Dasco Soal Penyelidikan Pelaku Pemasangan Pagar Laut di Tangerang: Kami Serahkan ke KKP