SuaraBanten.id - Film My Flag Merah Putih vs Radikalisme yang diunggah Nahdlatul Ulama Channel atau NU Channel turut disoroti Mutasyar Komite Khittah NU 1926, KH Ahmad Zahro.
Menurutnya, proyek film tersebut justru menunjukkan adanya ketidak sukaan pada kelompok tertentu. Penayangan film ini, menurutnya dapat "membangkitkan macan tidur" dan membuka lama.
Dibandingkan membuat narasi yang cenderung menunjukkan adanya "gesekan" dengan kelompok yang tidak disuka, Ahmad Zahro menyebut, lebih baik film My Flag membawa narasi yang merangkul dan menasehati guna menyampaikan ukhuwah islamiyah atau persatuan Islam.
Ia sendiri mengaku terkejut dengan penayangan film My Flag tersebut. Ia berpendapat, film tersebut lebih banyak mudharat (kerugian) dibandingkan manfaatnya.
“Film itu nggak baik dari sudut pandang ukhuwah islamiyah. Andaikata kita nggak suka bendera dengan kalimat La ilaha illallah, ingat! itu kalimat sakti. Itu bendera siapapun itu kita harus (jaga kalimatnya). Soal dipakai HTI itu urusan mereka, urusan kita, bendera kita merah putih, La ilaha illallah itu kunci surga,” jelas Ahmad Zahro dalam kanal Youtube Hersubeno Point dikutip Hops.id (jaringan Suara.com), Selasa (27/10/2020).
Meski film My Flag diunggah oleh media sosial NU, KH Ahmad Zahro meyakini film itu bukan mewakili sikap NU secara mayoritas.
“Saya yakin tidak (sikap mayoritas). Itu kemungkinan person yang ingin mengekspresikan ketidaksukaannya pada kelompok tertentu yang dianggap menyimpang atau sesat," ucapnya.
"Jangan bangkitkan macan tidur dan buka luka lama. Penayangan film itu terasa ada semacam ada keinginan untuk menyudutkan, mengalahkan kelompok tertentu,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, kemunculan film My Flag sudah menuai beragam komentar dari warganet. Mereka menyesalkan langkah yang diambil NU dalam film tersebut.
Baca Juga: Kasus Hate Speech Gus Nur, Bareskrim Bakal Libatkan Ahli Hukum dan Bahasa
Meski begitu, KH Ahmad Zahro berpandangan, tidak seharusnya kesalahan dilimpahkan ke NU secara kelembagaan atau organisasinya. Menurutnya, kesalahan ini sepenuhnya berasal dari pengurus NU karena film tersebut seharusnya memiliki narasi yang menyatukan di hari santri, bukan malah menjadi pemecah belah.
“Lihat di medsos itu respons negatif. benar kata orang, NU itu nggak salah apa-apa, yang salah itu yang ngurus NU. Jadi NU jangan disalahkan dihina-hina, itu ada benernya. Orang kalau jadi pengurus NU jangan gampang sensi dan baper tersinggung, harus dewasa lebar dadanya dingin kepalanya. Jadi pemimpin nggak boleh baper, harus terima kritik seenggak enak apapun,” kata dia.
KH Ahmad Zahro juga mengatakan, seandainya ia menjabat Ketua Umum PBNU, maka dia akan mengingatkan pembuat film My Flag dan menasehati agar film ini jangan tayang ke publik. Atau kalau pun tayang, maka formatnya adalah nasehat bukan amarah, demikian sebutnya.
Berita Terkait
-
FPI Beri Pendampingan Hukum untuk Gus Nur
-
Kasus Hate Speech Gus Nur, Bareskrim Bakal Libatkan Ahli Hukum dan Bahasa
-
Selamatkan Negeri dari Covid-19, NU dan Pemkab Banyumas Gelar Doa Bersama
-
Penangkapan Gus Nur, Politikus: Sudah Didasarkan Bukti, Tak Ada Perdebatan
-
Heboh Film My Flag, Dituding Adu Domba Muslim Benci Wanita Bercadar
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
Terkini
-
Polisi Bongkar Pabrik Beras Oplosan di Serang
-
Pemberdayaan UMKM, BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Keuangan Inklusif
-
Kisah Bumbi, Produk Popok Ramah Lingkungan Binaan BRI
-
Libur Tenang dengan BRI: Weekend Banking, BRImo & Layanan 24 Jam Siap Sedia
-
Tradisi 1939 Hidup Kembali! Tangerang Gelar Arak-arakan Perahu Maulud Penuh Suka Cita