Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 07 Oktober 2020 | 12:53 WIB
Eddie Van Halen masa kecil (ist)

SuaraBanten.id - Dalam diri Eddie Van Halen ada darah orang Banten. Gitaris legendaris itu adalah keturunan Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Eugenia Van Beers adalah perempuan yang melahirkan Van Halen. Dia perempuan kelahiran Lebak.

Eugenia Van Beers lahir di Lebak, Banten pada 21 September 1914.

Sementara, Ayah Van Halen ini bernama Jan Van Halen. Dia peniup saxophone yang juga tergabung dalam sebuah grup musik di radio Belanda.

Baca Juga: Selain Eddie Van Halen, 5 Publik Figur Ini Juga Idap Kanker Tenggorokan

Setelah perang dunia pertama meletus, Jan Van Halen memutuskan untuk berpindah dari negara asalnya dan hijrah ke Indonesia yang saat itu masih dikenal dengan nama Hindia Belanda.

Eddie Van Halen [Instagram @fcc_wont_let_me_be]

Dengan kemampuan bermusik yang dimiliki oleh Jan Van Halen ini membawa dirinya ke berbagai tempat, termasuk tanah air.

Hingga saat dirinya berkesempatan untuk mengunjungi Rangkasbitung, Jan Van Halen kemudian bertemu dengan wanita cantik yang akhirnya menjadi istrinya yakni Eugenia Van Beers.

Jan dan Eugenia jatuh cinta dan menikah. Mereka menikah di Jakarta pada 11 Agustus 1950 silam.

Kesaksian dan bukti Van Halen adalah keturunan Indonesia diabadikan di Museum Multatuli di Rangkasbitung, Banten.

Baca Juga: Berduka untuk Eddie Van Halen, Anggun: He Was My Guitar Hero

Pengamat musik Adib Hidayat pun tahu soal itu.

Eddie Van Halen [YouTube/CTV News]

"Dunia telah kehilangan @eddievanhalen di tahun 2020. Gitaris @VanHalen yang memiliki ibu berasal dari Rangkasbitung," tulisnya di Akun Twitternya @AdibHidayat.

Kabar duka

It's got what it takes/So tell me why can't this be love?/Straight from my heart/Oh, tell me why can't this be love? .... Dibawakan dengan suara serak khas Sammy Hagar, dilatari nada gitar melengking petikan Eddie Van Halen, lagu ini adalah salah satu dari judul-judul favorit musik rock era 1980-an. Semakin melambungkan nama Eddie Van Halen sebagai pemain gitar dengan teknik yang begitu keren.
Namun ada kabar duka, gitaris Eddie Van Halen wafat dalam usia 65 tahun karena kanker tenggorokan.

Berita sedih itu, seperti dikutip dari TMZ, menyebutkan bahwa rocker bernama lengkap Edward Lodewijk Van Halen meninggal dunia pada Selasa (6/10/2020).

Eddie van Halen (kiri) dan abangnya, Alex van Halen saat akan menjajal supercar di salah satu kawasan gurun Amerika Serikat. Siapa yang menang, demikian bunyi captionnya [Instagram: eddievanhalen].

Diberitahukan langsung oleh sang putra, Wolfgang Van Halen, via media sosial Instagram atas nama akun pribadinya, @wolfvanhalen.

"Rasanya tidak percaya, harus menuliskan kabar berpulangnya ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, setelah perjuangan panjang melawan kanker ... I love you so much, Pop," demikian antara lain bunyi petikannya.

Eddie Van Halen dan abangnya, Alex Van Halen mendirikan band di Pasadena, California, Amerika Serikat, pada 1972.

Formasi awal adalah David Lee Roth (vokal), Michael Anthony (bass), Alex Van Halen (drum), dan Eddie Van Halen (gitar).

Album "1984" mereka meraih sukses, dengan single "Jump" merajai chart lagu-lagu yang diputar di radio berbagai negara.

Teknik bermain gitar Eddie Van Halen, sebagaimana dikutip dari BBC, disebut-sebut sebagai "Mozart of rock guitar", dan vokalis group band Kiss, Gene Simmons menjulukinya sebagai Dewa Gitar.

Semasa hidupnya, Eddie Van Halen lekat dengan dunia otomotif. Termasuk menyematkan berbagai mobil keren dalam video clip lagu-lagu mereka. Antara lain Lamborghini Miura untuk lagu Van Halen bertajuk "Panama".

Dikutip dari Ultimate Classic Rock, Eddie Van Halen belum lama ini menjual tiga mobil yang ia koleksi. Antara lain Chevrolet Nova (1970) dan Dodge COE (1947).

Tentu saja keduanya sudah direstorasi penuh dan dirawat agar tetap cantik.

Menurutnya, ada kesamaan antara bermain gitar di panggung dengan kesukaannya pada dunia otomotif, utamanya mobil-mobil bertenaga gahar.

"Adrenalinnya serupa. Kita bakal selalu didorong sampai batas maksimal, baik manggung maupun ngebut di trek," ungkap Eddie Van Halen saat diwawancara Car and Driver.

"Karena itu, bisa berimprovisasi dengan cepat adalah hal terpenting. Jangan berlebihan. Bila mesti spin out, ya spin out. Sama, bila kita membuat hidup sendiri berantakan.

Mau senyum-senyum saja, atau improvisasi secara cepat, seperti menangani kecelakaan di depan mata, atau bila ada yang ingin ngebut menyalip di depan kita," lanjutnya filosofis.

Selamat jalan, Dewa Gitar, Eddie Van Halen. Straight from my heart/Oh, tell me why can't this be love?

Load More