Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 15:45 WIB
Manusia Silver di Kota Serang. [Foto: BantenHits.com]

SuaraBanten.id - Pandemi Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan banyak orang, namun juga menggerus perekonomian masyarakat. Contohnya seperti dialami Dani, pengusaha pakaian di Tanah Abang.

Ia harus menelan getirnya kehidupan setelah usahanya kolaps, akibat dampak dari wabah penyakit yang telah menewaskan 6.418 warga Indonesia itu.

Dani bahkan harus gulung tikar karena sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang.

Khususnya setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Aksi 2 Pria Kabur Tinggalkan Motor di Lampu Merah Viral, Polisi Duga Garong

Tuntutan kebutuhan hidup membuatnya harus tetap bekerja dan meraih pundi-pundi rupiah.

Menjadi manusia silver kini menjadi pilihannya agar tetap bisa bertahan hidup.

"Karena ekonomi lagi susah, makanya saya beralih ke sini (Kota Serang—red)," kata Dani dikutip dari Banten Hits—jaringan Suara.com—Jumat (21/8/2020).

"Tadinya saya di Tanah Abang (jualan pakaian). Karena Corona, saya akhirnya harus mencari uang ke sini," sambungnya.

Sudah cukup lama Dani mengais rezeki di lampu merah dengan menjadi manusia silver. Tepatnya sejak Juni 2020.

Baca Juga: Viral 2 Pria Ngibrit Tinggalkan Motor di Lampu Merah Saat Polisi Atur Lalin

"Kalau di jalan-jalan aman-aman saja, sama-sama di jalanan dengan manusia silver lain kita bergabung. Tidak pernah bermusuhan," ucapnya.

Meski begitu, Dani bukan berarti tak pernah menghadapi kerasnya rintangan saat mencari rezeki dengan menjadi manusia silver.

Tak jarang ia harus merasakan perbuatan yang tak disukainya. Bukan pula profesi menjanjikan dari sisi finasialnya.

"Kecuali sentimen pengamen, sering sirik gitu kepada manusia silver. Pendapatan kita per hari bisa sampai Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu," keluhnya.

"Kita per hari paling maksimal dapat Rp 100 ribu. Itupun sampai sore," timpal Adam teman sejawatnya.

Apa yang dirasakan Dani, hampir sama dengan Adam yang sering mendapat bully bahkan cacian karena profesi sebagai manusia silver.

"Para pengendara ada yang baik, ada juga yang usil. 'Apa-apaan badan di cat, mending lu kerja'. Gitu kata pengendara," kata Adam sembari menirukan celetukan pengendara.

Load More