SuaraBanten.id - Pihak kepolisian angkat bicara terkait insiden pengibaran bendera raksasa yang hendak dilakukan Gabungan Mahasiswa Pencinta Alam se-Banten di Bukit Teletubbies, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Senin (17/8/2020).
Menurut Kapolsek Pulomerak AKP Rifki Seftrian, tak ada penolakan atau pengusiran dari aparat terkait rencana pengibaran bendera Merah Putih berukuran 16x10 meter tersebut.
Pihaknya, kata Rifki, justru mencegah mahasiswa agar tidak terjadi bentrok dengan masyarakat sekitar.
Pasalnya, kegiatan mahasiswa tersebut mendapatkan reaksi dari warga setempat.
Baca Juga: Anjing Kepolisan India yang Bantu Selesaikan 365 Kasus Mati karena Sakit
"Tidak ada aparat yang mengusir, tidak ada aparat yang di situ baik kepolisian dari Polres Cilegon dan Polsek Pulomerak yang mengusir," tegas Rifki dikutip dari Banten News—jaringan Suara.com—Selasa (18/8/2020).
"Jadi yang menolak itu bukan polisi, tapi warga. Karena di situ sedang memperingati 17 Agustusan. Jadi warga sedang melaksanakan lomba, mahasiswa juga tahu yang menolak itu bukan polisi, tapi warga."
"Kita sebagai aparat kepolisian, kalau tidak menyampaikan yang sedang melaksanakan aksi nantinya bentrok, akhirnya kita sampaikan warga tidak berkenan," jelasnya.
Rifki membeberkan bahwa kegiatan pengibaran bendera raksasa yang hendak dilakukan para mahasiswa juga tak sesuai dengan perizinan yang disampaikan.
Dalam perizinannya adalah kegiatannya pengibaran bendera. Namun realitasnya berbeda.
Baca Juga: Ini Sosok Aipda Daryono, Polisi Teladan yang Dapat Penghargaan dari Kapolri
"Yang di lapangan bisa lihat, dia tidak hanya pengibaran bendera. Dari surat perizinannya pun yang kami terima terkait nasionalisme. Kalau kita bicara nasionalisme adalah berarti tentang kemerdekaan, tapi tadi pada kenyataannya baju di depannya Tolak PLTU sembilan sepuluh," ungkapnya.
"Makanya kenapa mereka sampai ditolak masyarakat, ternyata surat perizinan dengan kenyataan di lapangan juga berbeda. Jadi tidak ada penolakan dari aparat kepolisian ataupun oknum, tapi jelas dari warga," tambahnya.
Kapolsek menyatakan menghargai jika kegiatan mahasiswa tersebut dalam rangka memperingati HUT RI ke-75 dan semangat nasionalisme.
"Saat bendera dibentangkan kita semua hormat, tapi ketika baju mereka bertuliskan Stop PLTU sembilan sepuluh, jadi ke mana ini arahnya?" ujarnya.
"Kami berharap jangan merusak Hari Kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak mungkin tidak tepat disampaikan dengan waktu dan harinya, kan ada hari lain, jangan di hari Kemerdekaan ini."
"Kalau memang mau bersurat, silakan, kita tidak melarang, tapi jangan Hari Kemerdekaan ini dijadikan momen untuk penyampaian hal-hal lain, sedih nanti veteran melihatnya," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Polisi Pastikan Cristiano Ronaldo ke Indonesia Hoaks: Semua Kena Prank!
-
Ringkus Fariz RM di Bandung, Polisi Sita Barbuk Sabu dan Ganja
-
Tertangkap Lagi Kasus Narkoba, Fariz RM Gak Kapok Berkali-kali Masuk Bui!
-
Merekrut Santri Jadi Polisi, Mampukah Poles Citra Institusi Polri?
-
Polisi Bongkar Kecurangan Takaran di SPBU Sukabumi, Kerugian Konsumen Capai Rp1,4 M per Tahun
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Kredit Tetap Tumbuh Sepanjang 2024, J Trust Bank Catatkan Pertumbuhan Positif
-
Rahasia Sukses Papua Global Spices: Ubah Pola Pikir, Raih Pasar Global
-
Pengamat Kritisi Gaya Komunikasi Prabowo hingga Sebut Dedy Corbuzier Buzzer
-
Pengamat UMT Bahas Kebijakan Tata Kelola Elpiji 3 Kilogram, Soroti Sosialisasi di Masyarakat
-
Sasadu Leather: Karya Anak Bangsa Menuju Pasar Internasional Atas Dukungan BRI UMKM EXPO(RT) 2025