SuaraBanten.id - Di tengah pesona alam Fakfak, Papua Barat, tumbuh sebuah bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga membawa perubahan bagi masyarakat. Sejak didirikan pada tahun 2021, bisnis pala ini telah menjadi pionir dalam meningkatkan kualitas rempah lokal, khususnya pala, agar dapat diterima di pasar global.
Owner UMKM Papua Global Spices, Hans Sahupala menerangkan, selama ini, kualitas pala yang dihasilkan di Fakfak masih belum optimal. Hal ini berdampak pada harga jual yang rendah di pasar. Dengan tekad untuk memperbaiki kualitas pangan, para pelaku usaha ini aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mengajarkan teknik budidaya dan pengolahan yang lebih baik.
"Hasilnya? Kualitas pala meningkat, dan otomatis harga jual pun lebih tinggi, memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat setempat," urai Hans di BRI UMKM EXPOR(RT) beberapa waktu lalu.
Menurut Hans, mengubah pola pikir masyarakat bukanlah hal yang mudah. Selama tiga tahun terakhir, upaya perbaikan kualitas ini terus dilakukan dengan dukungan dari pemerintah daerah, pusat, serta masyarakat lokal. Dengan pendekatan yang konsisten dan inovatif, bisnis ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani pala.
"Jika dahulu mereka menjual pala dengan kualitas standar, kini mereka memahami bahwa meningkatkan kualitas berarti meningkatkan pendapatan," imbuh Hans.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian hingga ke tingkat nasional adalah metode pengeringan pala. Dahulu, pengeringan dilakukan secara tradisional menggunakan asap dari kayu bakar. Kini, proses tersebut telah diperbaiki dengan metode yang lebih modern untuk menjaga kualitas dan cita rasa pala tetap prima. Inovasi inilah yang membuat mantan Wakil Presiden RI memberikan perhatian khusus dan menugaskan pembinaan bagi bisnis ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan sumber daya alam rempah-rempah Papua.
Saat ini, produksi pala dari Fakfak mencapai 1.800 hingga 2.000 ton per tahun, dengan nilai produksi sekitar Rp120-180 miliar. Hebatnya, uang hasil penjualan ini sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat karena kepemilikan kebun ada di tangan mereka. Fakfak memiliki sekitar 15.000 petani pala yang menggantungkan hidupnya pada komoditas ini.
Konsumen utama bisnis ini berasal dari pasar internasional, dengan China sebagai pembeli terbesar yang membutuhkan hingga 10.000 ton pala per tahun. Di dalam negeri, pasar utama berada di Pulau Jawa sebelum kemudian diekspor ke berbagai negara.
Meskipun awalnya mengalami kerugian akibat fokus pada peningkatan kualitas, kini bisnis ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dengan omzet bulanan berkisar antara Rp10-50 juta. Berbagai tantangan, termasuk kesadaran masyarakat yang masih perlu ditingkatkan, diatasi melalui edukasi berkelanjutan.
Kesuksesan ini juga mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan program UMKM, yang memberikan wadah untuk berkembang lebih jauh. Keikutsertaan dalam berbagai acara, baik nasional maupun internasional, termasuk di China, membuka peluang lebih besar bagi bisnis ini.
"Melalui pameran ini, kami ada kesempatan bertemu dengan pembeli baru," ucapnya.
Bagi mereka yang ingin meniti jalan sebagai pengusaha, pendiri bisnis ini memberikan tiga kunci utama sukses: kerja keras, berani melangkah, dan selalu jujur. Dengan semangat ini, Papua Global Spices dari Fakfak siap untuk terus melangkah lebih jauh, membawa rempah khas Indonesia ke pasar dunia, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Berita Terkait
-
1.300 UMKM Siap Unjuk Gigi di Kompetisi Perdana Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Didukung Ekosistem Digital Telkom, UMKM Pekalongan Tembus Pasar Global
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Bahaya Radiasi di Serang: Ratusan Drum Limbah Radioaktif Siap Dipindahkan!
-
Sidang Perdana Kasus Pagar Laut Tangerang: 4 Terdakwa 'Main' Sertifikat Tanah dengan Uang Pelicin
-
Kawasan Industri Modern Cikande Ditetapkan Kejadian Khusus Radiasi Radionuklida Cs-137
-
Asyik! Kepsek Pandeglang Karaokean Pakai Smart TV Bantuan Prabowo, Disdikpora: Sudah Ditegur Keras
-
Warga Lebak Demo Usai Jalan Desa Rusak Imbas Pembangunan Tol Serpan, Begini Penjelasan Pihak WIKA