SuaraBanten.id - Hampir setiap orangtua ingin terlibat dalam kehidupan anak. Salah satunya, dengan menanyakan bagaimana anak menjalani hari-harinya.
Sayangnya, hambatan muncul saat anak enggan bercerita. Apa yang bisa dilakukan orangtua?
Psikiater mengatakan salah satu tips membuat anak lebih terbuka ke orangtua adalah dengan tidak menjadi reaktif.
dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ menyarankan, orangtua hanya perlu mendengarkan dan tidak bersikap reaktif terhadap apa pun cerita anak.
"Cobalah untuk sadar dulu dan tidak reaktif, mau cerita itu seaneh apa pun. Kita ajak duduk dulu, dengarkan. Sehingga anak akan merasa aman, dia bisa bercerita lebih enak," kata Andreas dalam webinar, Minggu (26/7/2020).
Andreas mengatakan, sikap reaktif orangtua yang dimaksudkan sebagai bentuk perhatian justru membuat anak tidak nyaman bercerita.
Sehingga pada momen berikutnya, anak menjadi enggan untuk kembali menyampaikan pengalamannya.
"Dalam proses kita komunikasi pasti dua arah, ada aksi dan reaksi. Walaupun reaksi perhatian, tapi reaksi berlebihan yang mengejutkan itu yang membuat anak gak nyaman. Itu yang kadang membuat orangtua kadang memaksa anak untuk bercerita. Tapi kalau dipaksakan akan membuat anak jadi gak nyaman," tuturnya.
Dalam webinar yang sama, psikiater dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ menyampaikan bahwa orangtua perlu memandang emosi secara netral ketika menghadapi cerita anak.
Baca Juga: Anak Bahagia, Perkembangan Otak dan Sistem Imun Bakal Maksimal
Ia menjelaskan, perlu dipahami bahwa emosi bahagia atau pun sedih keduanya sama diperlukan oleh tubuh. Sehingga tidak ada stigma atas emosi negatif atau pun positif.
"Kalau kita memandang perasaan secara netral, anak mau sedih, diam, marah, kita bisa tangkap bahwa ada informasi di dalamnya. Sehingga tidak lagi beranggapan semua harus happy. Itu tidak masuk akal. Biarkan dia cemas, takut tapi izinkan juga dia untuk menyampaikan. Karena perasaan tidak diterima jadi merepotkan," ujarnya.
Menurut Jiemi, jika emosi masih dipandang secara baik, buruk atau benar salah, maka bisa terjadi sanggahan dari orangtua tethadap emosi yang dirasakan anak.
"Selama ini memandang emosi pakai kategori benar, salah, baik, buruk. Kalau bahagia, surprise, kita pandang emosi positif. Sedangkan sedih, marah, kecewa kita pandang emosi negatif," tambahnya.
Kalau cara pandang seperti itu, saat anak menunjukan kesedihan kita bisa tidak setuju atau marah.
"Kenapa sedih harusnya bersyukur'. Mari anggap emosi itu setara dulu. Sedih senang, marah itu semua dibutuhkan, ada informasi dibalik itu," tuturnya.
Berita Terkait
-
Mobil Apa yang Cocok Untuk Anak Muda? Ini 5 Rekomendasinya
-
5 Rekomendasi Mobil untuk Antar Jemput 3 Anak Sekolah: Cocok buat yang Nggak Neko-Neko
-
5 Rekomendasi Tumbler Menggemaskan untuk Anak, Tahan Lama & BPA Free!
-
Bukan Cucu, Ternyata Mulan Jameela dan Ahmad Dhani Adopsi Anak!
-
Guru yang Peka, Murid yang Terjaga: Membangun Sekolah Aman Lewat Kedekatan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Jawa hingga Sulawesi Hari Ini, Cek Wilayahmu di Sini
-
ASG-PIK2 Salurkan Bantuan Modal Rp21,4 Miliar kepada 214 Koperasi Merah Putih di Tangerang
-
Pantai Anyer hingga Cinangka Dipastikan Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru
-
Dear Warga Banten! Bakal ada PLTB Raksasa 200 MW di Ujung Kulon
-
Menjelah Destinasi Wisata Island Hopping Lewat Staycation Experience 2025