Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Rabu, 15 Juli 2020 | 04:15 WIB
Para anak yatim piatu saat ikut kegiatan santunan di Masjid Jami'atul Iqro di Kampung Laba, Desa Cikondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (12/7/2020). [Ist]

SuaraBanten.id - Jajaran Polsek Labuan, Kabupaten Pandeglang Banten masih melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) terkait adanya dugaan santunan bodong terhadap ribuan anak yatim-piatu di wilayah hukumnya.

Hal tersebut guna mencari motif pelaku dalam kegiatan yang berujung penelantaran dan kelaparan yang dialami ribuan anak yatim-piatu.

Kapolsek Labuan Kompol Nono Hartono mengaku setelah mendapatkan informasi adanya kegiatan tersebut anggota sudah terjun ke lokasi. Diketahui donatur kegiatan tersebut adalah AA warga Kecamatan Panimbang.

Saat kegiatan AA tak datang ke lokasi, membuat EJ sebagai tuan rumah kebingungan karena di lokasi pembagian yang berlokasi di Masjid Jami'atul Iqro di Kampung Laba, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, sudah dipenuhi anak yatim. Akhirnya EJ keluar bermaksud menyusul AA. Namun hingga sore EJ juga sama-sama menghilang.

Baca Juga: Lihat Ribuan Yatim Piatu Jadi Korban Santunan Bodong, Marbot Masjid Nangis

"(Waktu itu) masyarakat sudah berkumpul dari berbagai tempat, namun ditunggu sampai dzuhur donatur bernama AA itu tidak muncul. Sehingga tuan rumah kebingungan dia pergi mencari orang tersebut katanya mau menyusul namun ditunggu sampai sore tidak datang juga," kata Nono dikonfirmasi di kantornya, Selasa (14/7/2020).

Para anak yatim piatu saat ikut kegiatan santunan di Masjid Jami'atul Iqro di Kampung Laba, Desa Cikondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (12/7/2020). [Ist]

Nono juga membenarkan awalnya instansinya juga tidak mendapatkan pemberitahuan terkait kegiatan tersebut. Menurutnya, warga yang hadir kecewa karena tanpa adanya kejelasan hingga mereka kembali pulang.

Dari kejadian itu lanjut Nono, anggotanya sudah melakukan Pulbaket serta investigasi, sayang hingga saat ini keterangan belum lengkap lantaran warga setempat tidak banyak mengetahui adanya kegiatan tersebut.

Ditambah lagi baik AA mau pun EJ hingga kini belum diketahui keberadaanya pasca kegiatan tersebut.

"Kami dari kepolisian melakukan Pulbaket dan investigasi di lapangan, namun sampai saat ini keterangannya belum begitu jelas karena memang tidak banyak warga sekitar yang tahu. Terus EJ selaku tuan rumah juga tidak ada, walaupun anggota saya sudah ke sana,"terangnya.

Baca Juga: Diduga Santunan Bodong, Ribuan Anak Yatim Piatu Telantar dan Kelaparan

Untuk itu, Nono meminta kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan EJ untuk segera melapor ke anggotanya untuk diminta keterangan. Disini lain polisi juga belum menerima laporan resmi dari para korban. kendati demikian kepolisian akan menggali informasi untuk mengetahui apakah ada unsur kesengajaan atau masalah lain sehingga kegiatan tersebut urung dilakukan.

"Untuk laporan langsung sampai saat ini tidak ada, tapi proaktif untuk menggali informasi," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang, Banten, menjadi korban santunan bodong. Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.

Berdasarkan informasi, awalnya mereka diundang oleh panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jami'atul Iqro. Namun hingga Minggu sore, panitia tak kunjung datang. Ribuan anak yatim piatu itu pun harus pulang dengan tangan kosong, kecewa, sedih dan kelaparan.

Kontributor : Saepulloh

Load More