Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 05 Januari 2020 | 07:35 WIB
Puskemas Lebak Gedong kebanjiran pasien usai bencana banjir bandang di Lebak. (Foto: Suara.com/Yandhi Deslatama)

SuaraBanten.id - Puskesmas Lebak Gedong di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten saat ini tengah 'kebanjiran' pasien yang mengeluhkan berbagai penyakit usai bencana banjir bandang dan tanah longsor menghantam wilayah itu pada Rabu (1/1/2020).

Puskesmas Lebak Gedong melayani kurang lebih 600 pasien dengan keluhan batuk, pilek, diare, gatal-gatal, sakit perut hingga hypertensi atau darah tinggi.

"Mereka sebagian besar mengalami penyakit seperti diare, sakit perut, gatal-gatal, itu yang banyak di derita pengungsi. Hipertensi juga banyak, karena mereka trauma peristiwa itu dan rumahnya hanyut," kata Kepala Puskesmas Lebak Gedong, Suripto, Minggu (05/01/2020).

Menurut dia, sejak hari pertama bencana melanda, dirinya beserta tenaga medisnya bekerja tanpa kenal lelah memberikan pengobatan kepada para korban.

Baca Juga: Bencana Longsor di Lebak, Satu Orang Tertimbun dan Belum Ditemukan

Meski harus bekerja sejak pagi hingga larut malam, lantaran ada saja pengungsi yang mengeluh sakit dan dirawat di dalam puskesmas, tetap di jalaninya dengan ikhlas.

Meski ketersediaan obat masih memadai, namun dia khawatir suatu waktu akan kehabisan obat-obatan di Puskesmas yang sempat terisolir itu.

"Kita butuh banyak obat untuk penyakit tersebut. Ketersediaan obat kita sedia, karena disuplai Dinkes Lebak, Dinkes provinsi, rumah sakit, IDI, IDGI, dan instansi lainnya," ujar Suripto.

Dia berharap kualitas kebersihan dan kesehatan di pengungsian diperhatikan, sehingga mengurangi bertambahnya pengungsi yang mengalami sakit.

"Kalau tempat pengungsian bagus, sanitasi diperbaiki, bisa diminimalisir," jelasnya.

Baca Juga: Kementerian PUPR akan Bangun Sekolah Darurat Pasca Banjir Lebak

Polres Lebak melakukan patroli malam guna memastikan kebutuhan pengungsi tetap tercukupi selama satu hari. Bahkan pada Sabtu malam, tiga unit toilet portabel dan dua unit penampung air diberikan oleh Polres Serang bagi pengungsi di lapangan futsal Lebak Gedong. Sehingga kebutuhan MCK pengungsi dapat terpenuhi.

"Kami mengecek ke lokasi pengungsian untuk memastikan kebutuhan masyarakat. Kami mengimbau kepada masyarakat (yang ingin membantu) agar berkoordinasi dengan pihak kepolisian, agar bisa kami bantu salurkan ke posko resmi dan sampai ke masyarakat yang membutuhkan," kata Kepala Bagian Perencanaan (Kabag Ren) Polres Lebak, AKP Sadimun.

Melahirkan di tengah banjir bandang

Anah (30) melahirkan anak ketiganya usai banjir bandang dan longsor menerjang perkampungannya, di Desa Cinyiru, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, pada Kamis (2/1/2020) lalu. Anah harus berjalan kaki untuk keluar dari perkampungannya dan mengungsi ke lapangan lapangan futsal di Desa Lebak Gedong, Kecamatan Lebak Gedong, yang lebih aman.

Jarak antara perkampungannya di Desa Cinyiru ke lokasi pengungsian sekitar 10 kilometer. Ditengah perjalanan dia mengalami kontraksi, sehingga harus dinaikkan ke dalam mobil pick up untuk membantunya.

"Jadi lahir emang udah waktu nya. Di tandu ke kantor kecamatan, dari kantor kecamatan kita angkut menggunakan los bak, ada losbak matrial kita pakai," kata Suripto, Kepala Puskesmas Lebak Gedong ditemui di Puskesmas.

Perkampungannya pernah terisolir sebelum ahirnya bisa ditembus oleh TNI, Polri dan para relawannya. Anah mengungsi ditemani kedua anaknya dan sang suami, Jamil (32). Putra ketiganya lahir secara normal dan sehat, dengan bobot sekitar tiga kilogram. Kini, Anah, Jamil, dan ketiga anaknya telah mengungsi ke rumah saudaranya di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten untuk pemulihan kondisi setelah melahirkan.

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More