Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 26 Desember 2019 | 02:00 WIB
Salah satu penginapan di kawasan Carita yang belum diperbaiki pascatsunami Selat Sunda. [Suara.com/Saepulloh]

SuaraBanten.id - Beberapa penginapan dan destinasi wisata yang porak poranda usai disapu Tsunami Selat Sunda di wilayah Pandeglang mulai diperbaiki saat libur Natal dan Tahun Baru.

Namun ada beberapa hotel yang dibiarkan terbengkalai usai disapu Tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu. Salah satunya di salah satu vila yang berlokasi di Jalan Raya Labuan Anyer Desa Sukarame, Kecamatan Carita. Vila tersebut kini sudah tidak ada aktivitas karena pintu gerbangnya kondisi tergembok.

Puing-puing bangunan vila yang rusak parah menggambarkan begitu dahsyat tsunami menerjang villa tersebut. Bahkan satu unit mobil juga dibiarkan padahal kondisi tidak begitu rusak berat.

Menurut penjaga pantai yang bersebelahan dengan vila tersebut bangunan itu belum diperbaiki usai peristiwa tsunami

Baca Juga: Setahun Usai Tsunami, Umat Kristen di Carita Sambut Suka Cita Rayakan Natal

"Sejak Desember (tahun lalu setelah) tsunami belum (diperbaiki) masih begitu saja. Katanya mau dijual," kata Emah.

Menurutnya, sejak itu pula kondisi vila tersebut selalu sepi, hanya ada penjaga yang selalu berjaga di lokasi.

"Enggak ada selalu sepi aja. Sekarang juga sepi aja, punya ibu (menyebutkan dirinya) ikut-ikutan sepi aja. Kalau dijaga mah masih sama orang sini," katanya.

Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pandeglang setidaknya lebih dari 40 unit usaha penginapan dan sejenisnya rusak pascatsunami. Meski kebanyakan telah diperbaiki, namun PHRI tak sedikit yang masih terbengkelai.

"Kalau hotel akibat tsunami rata-rata sudah ada perbaikan semua, Tapi sebagian masih tahap penyelesaian pekerjaan," ungkap Ketua PHRI Widiasmanto.

Baca Juga: Sempat Loyo Pasca Terjangan Tsunami, Wisata Pantai Carita Mulai Menggeliat

Terkait adanya hotel yang belum diperbaiki, menurut Widiasmanto, lebih dikarenakan pemiliknya masih berpikir ulang untuk memperbaiki tempat usaha, karena pemulihan sektor pariwisata di Pandeglang terbilang lambat.

"Kondisi pariwisatanya kurang cepat recovery (pulih), maka pemilik-pemilik untuk investasi aga mikir keduanya. Kalau pariwisatanya cepat pulih biasanya Pemilik itu cepat bangun ulang. Kalau lambat (pulih) mau investasi susah juga,"ungkap Widi.

Lantaran itu, ia meminta pemkab setempat untuk memperhatikan pelaku pariwisata yang berinvestasi di Pandeglang. Apalagi yang paling terkenal dampak bencana itu adalah pelaku wisata. Sehingga, ia berharap pemerintah tak semata-mata hanya mengharapkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata tanpa ada upaya pemulihan.

"Makanya saran saya, investor yang lama harus dijaga hubungan baiknya. Pemerintah perhatian juga, karena kalau mengharap PAD tapi pengusaha yang lama gak diperhatikan pemulihan ya susah juga. Sebenarnya investor yang lama cukup loyal terhadap pemerintah daerah,"terangnya.

Sementara, Ketua Komunitas Perduli Pariwisata Carita (KPPC) E Supriyadi menyebut, sekitar 20 hotel dan sejenisnya khusus di Kecamatan Carita belum diperbaiki oleh pemiliknya.

Kontributor : Saepulloh

Load More