Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 15 Desember 2019 | 05:30 WIB
Anggota Polri mengangkat peti jenazah almarhum Bharatu Muhammad Saepul Muhdori. [Bantennews]

SuaraBanten.id - Almarhum Muhammad Saeful Mudhori mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa, dari sebelummya berpangkat Bhayangkara Satu (Bharatu) menjadi Bhayangkara Kepala (Bharaka). Pemberian pangkat itu sebagai bentuk penghormatan Polri terhadap personilnya yang gugur saat menjalankan tugas sebagai personil Satgas Tinombala IV.

"Tadinya Bharatu, kemudian naik pangkat menjadi Bharaka. Saya berterima kasih kepada jajaran, Polda Banten, Polda Sulteng, terutama Polres Pandeglang untuk membantu kelancaran penyambutan dan dan pemakaman," kata Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Banten, Kombes Reza Herasbudi saat ditemui usai pemakaman almarhum di Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (14/12/2019).

Meski belum pernah bertemu dan bergaul dengan almarhum, Reza memastikan bahwa Saeful merupakan orang baik, dibuktikan dengan banyaknya masyarakat sekitar dan rekan-rekannya di Korps Bhayangkara yang datang melayat dan membantu pemakaman jenazahnya ke liang kubur.

"Kita melihat di sini, salat jenazah penuh, yang membantu juga banyak, meski belum pernah bergaul dengan beliau, tapi saya bisa menilai beliau orang baik dan saya merasa kehilangan beliau, terutama istrinya," ujar dia.

Baca Juga: Haru di Pemakaman Brimob yang Ditembak Teroris, Istri: Dadah Sayang....

Perlu diketahui bahwa Muhamad Saeful Mudhori merupakan warga Kabupaten Pandeglang yang merupakan anggota Brimob Polri dan sedang bertugas dalam operasi Tinombala IV. Dia gugur ditembak oleh kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Penyerangan terhadap anggota Tinombala IV terjadi usai salat Jumat, 13 Desember 2019, sekitar pukul 12.30 WITA. Setidaknya, ada lima anggota MIT Poso yang menyerang anggota dan menyandera warga setempat.

Mendapatkan informasi tersebut, petugas lainnya segera datang ke lokasi penyerangan. Mengetahui loaksinya di datangi oleh petugas kepolisian, kelompok MIT lari berpencar menghindari kejaran petugas. Tiga kabur ke arah SD dan dua lainnya ke dalam musala.

Karena tempat persembunyiannya diketahui anggota Polri, terjadilah aksi tembak-tembakan. Kelompok MIT lalu menembaki pos satgas Tinombala.

Almarhum meninggalkan seorang istri, yang baru dinikahinya empat bulan lalu. Keluarga mendapatkan informasi gugurnya Saeful dari seorang rekan almarhum yang mengabarkan keluarga melalui aplikasi WhatsApp (WA). Sejak mendapatkan kabar tersebut, sang istri yang masih pengantin baru, berulang kali pingsan. Bahkan usai pemakaman, sang istri, Novi Septiyani, harus dibopong untuk pulang ke rumahnya.

Baca Juga: Kedatangan Jenazah Brimob yang Ditembak Teroris Usai Salat Disambut Tangis

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More