Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 10 Desember 2019 | 19:48 WIB
Kepala Sekolah SDN 02 Pangkalan Ade Suharyana. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

SuaraBanten.id - Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pangkalan 02 Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang menolak jika kejadian yang dialami anak didiknya, Nia merupakan akibat di-bully.

Kepala Sekolah SDN Pangkalan 02 Ade Suharyana menceritakan kronologis dugaan perundungan atau 'bully' kepada siswanya, Nia dan Sugiman yang terjadi pada Sabtu (7/12/2019). Hingga akhirnya video tersebut menjadi viral di media sosial (medsos).

Awalnya, Nia dan Sugiman merupakan kakak beradik yang sama-sama siswa kelas I. Saat itu, semua siswa diberikan pelajaran untuk menulis di buku tulis. Namun ketika semuanya sudah selesai menulis, Nia belum menyelesaikan tugasnya.

Sehingga Nia diledek teman-temannya. Pada saat bersamaan sang ibu, Mimin, yang menunggu kedua anaknya di luar kelas melihat kejadian tersebut.

Baca Juga: Ortu Siswi yang Dibully Sampai Nangis di Pandeglang Kerja Serabutan

"Hari Sabtu kemarin, dia disuruh menulis. Ketika orang lain sudah selesai, dia belum selesai, mungkin ramai (di kelas). Dia (Nia) lempar tas sekolahnya ke ibunya, kemudian dia lari dan nangis ke kamar mandi. Ibunya lari ke kamar mandi terus nangis, terus di adem-ademin. Kemudian dia masuk ke kelas. Entah apa yang terjadi lagi, dia nangis lagi di kelas, kemudian orang tuanya dan Sugiman ikut nangis lagi," katanya saat ditemui di Kantor Desa Pangkalan pada Selasa (10/12/2019).

Saat Nia menangis, ada salah seorang wanita yang merekam kejadian tersebut. Kemudian mengunggahnya ke akun Facebook miliknya. Sang pemilik akun medsos yang tak disebutkan namanya oleh Ade Suharyana, menuliskan keterangan yang berakibat fatal dengan bumbu 'bully'.

Akhirnya, video itu menjadi viral di media sosial (medsos). Meski niat pengunggah tersebut untuk membangun keluarga Nia dan Sugiman, namun dianggap Ade memiliki cara yang salah.

"Kejadian kemarin itu sebenarnya akibat dari kesalahan dari si pengunggah awal. Ketika saya konfirmasi dengan pengunggah awal, katanya ingin membantu secara ekonomi terhadap keluarga anak yang katanya di-bully. Dia bilang, dia banyak keluarga, rekanan di Facebook," katanya.

Ade memastikan, keterangan yang diunggah pemilik akun medsos seorang wanita itu hoaks. Tidak ada perundungan di sekolah yang dipimpinnya. Pihak kepolisian, Dinsos hingga Dindik Kabupaten Pandeglang sudah mendatangi pihak sekolah dan keluarganya.

Baca Juga: Mimin Menangis saat Anaknya Dibully dan Seragam Sekolahnya Diinjak-injak

Sang pengunggah pun sudah membuat surat pernyataan, tidak ada kasus perundungan di SDN 02 Pangkalan. Surat pernyataan itu dibuat dan ditandatangani di atas materai.

"Tentang adanya berita menurut saya hoaks, terutama yang disebarluaskan oleh akun medsos. Dia juga harus membuat nama SDN Pangkalan 02 tidak kembali tercemar, karena yang memposting bukan orang tua siswa di SDN Pangkalan 02," katanya.

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More