Lakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19, Menkes Terawan: Supaya Tidak Kagok

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan simulasi vaksinasi Covid-19 dilakukan agar Indonesia siap. Untuk apa?

M. Reza Sulaiman
Rabu, 18 November 2020 | 13:18 WIB
Lakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19, Menkes Terawan: Supaya Tidak Kagok
Petugas kesehatan memberikan pengarahan dan evaluasi kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

Terawan pun tidak menjelaskan bagaimana kemajuan uji klinis yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Padjadjaran Bandung.

"Kalau berita kan terus saja dinamikanya luar biasa tetapi berkomunikasi dengan badan dunia itu yang terpenting. Ya (vaksin) belum datang, nanti kalau datang pertama pasti akan diumumkan. Ini belum ada yang datang, saya cerita apa?" tambah Terawan.

Saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga mengembangkan vaksin Merah Putih sebagai vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

"Vaksin merah putih tanyakan kepada Menteri BRIN yang jadi 'leading sector' supaya lebih detail, supaya tidak salah," kata Terawan.

Baca Juga:Terawan: Simulasi Vaksinasi Indonesia, Di Dunia Dianggap yang Pertama

Terawan menilai bahwa perkembangan vaksin di dunia tampak menjanjikan.

"Sampai detik ini kan berkembang terus. Kita tidak bisa ngomong apa-apa sebelum lihat 'list' mana yang ada di WHO yang datang yang mana, akan kita sampaikan tapi 'on schedule'. Bapak Presiden selalu 'on schedule'. Kita upayakan, kita akan lakukan apa yang Bapak Presiden sudah katakan," jelas Terawan.

Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sejak Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Bio Farma diminta untuk mulai menyiapkan vaksin Covid-19 siap edar sebanyak tiga juta dosis mulai November 2020 tapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

Baca Juga:Simulasi Vaksin Indonesia Jadi Sorotan Dunia: WHO Memantau

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak