Bencana tsunami satu tahun lalu, kata Markus, disebutnya merupakan cara Tuhan mengingatkan manusia untuk introspeksi diri dan memperbaiki perilaku, termasuk pula penting untuk menjaga alam.
Gereja itu dikatakan Markus telah berdiri sejak tahun 1980. Sejak itu pula, ia merasakan nyaman saat beribadah, meski berada di tengah mayoritas muslim. Markus juga tidak merasa khawatir, karena setiap warga Indonesia telah memiliki hak untuk menentukan keyakinan.
"Bagi saya tidak ada kekhawatiran karena kita sama-sama manusia hidup di negara ini tidak ada perbedaan. Penolakan itu tidak ada karena lingkungan ini baik," katanya.
Kontributor : Saepulloh
Baca Juga:Sempat Loyo Pasca Terjangan Tsunami, Wisata Pantai Carita Mulai Menggeliat