Kepsek SMK Tangerang soal Demo STM: Jika Ada Siswa Mati, Kita yang Repot

"Karena gini kalau benar ada yang diamankan akan kami panggil siswa dan orang tuanya," katanya.

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 26 September 2019 | 13:55 WIB
Kepsek SMK Tangerang soal Demo STM: Jika Ada Siswa Mati, Kita yang Repot
Seorang pelajar memberikan setangkai bunga untuk aparat kepolisian di seberang Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/9). [Rangga]

SuaraBanten.id - Kepala Sekolah Yuppentek 1 Tangerang, Masuni mengaku akan mengambil langkah tegas bila menemukan anak muridnya ikut dalam demonstrasi anak STM se-Jabodetabek di Jakarta yang berakhir rusuh.

Namun demikian, Masuni mengaku mengetahui persis apakah ada anak didiknya yang juga ikut ditangkap Polda Metro Jaya terkait kerusuhan di Jakarta menyusul demo STM di gedung DPR RI pada Rabu (26/9/2019) kemarin.

"Ginis aja bisa jadi anak saya kan banyak ada 700 lebih. Bisa jadi ada benar, tapi di informasi itu kan tidak jelas hanya Yupentek saja karena kan Yupentek ada 7. Infonya harus jelas," kata Masuni pada Suara.com, Kamis (26/9/2019).

Kepala Sekolah Yuppentek 1 Tangerang, Masuni saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/9/2019). (Suara.com/M. Iqbal).
Kepala Sekolah Yuppentek 1 Tangerang, Masuni saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/9/2019). (Suara.com/M. Iqbal).

Masuni mengatakan, bila ada pelajar Yupentek yang ikut ditangkap, maka pihak sekolah akan memanggil peserta didik dan wali murid.

Baca Juga:Disebut Provokator Demo di Surabaya, Polisi Bekuk 4 Orang Termasuk Anak STM

"Karena gini kalau benar ada yang diamankan akan kami panggil siswa dan orang tuanya," katanya.

Dia pun menganggap, para pelajar STM yang ikut demo tersebut telah melanggar tiga aturan sekolah. Hal tersebut jelas dapat merugikan sekolah sebagai wadah pendidikan anak bangsa.

"Karena mereka yang kesana kan melakukan 3 pelanggaran sekaligus. Pertama berkhianat pada ortunya, bisa jadi ortunya tahunya dia di sekolah tapi tahu-tahu mati. Padahal enggak sekolah, kan kita yang repot," ujarnya.

Kedua, kata Masuni pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut yakni sudah bolos sekolah dan tidak mengikuti proses belajar. Hal itu tentu merugikan bagi peserta didik.

"Yang ke dua dia (siswa STM) sudah bolos dari sekolah. Dan yang ketiga kalau ketangkap kan dia sudah mencemarkan nama sekolah," ujarnya.

Baca Juga:Pelajar Bawa Celurit saat Demo STM Terancam Dijerat UU Darurat

Atas perlakuan tersebut, Masuni mengklaim akan mengambil langkah tegas untuk meminimalisir kejadian itu kembali terulang. Masuni mengaku akan memberikan sanksi kepada siswa yang ikut dalam aksi tersebut.

"Jelas ada sanksinya. Kita panggil ortunya dan bisa kita kembalikan ke ortunya. Tapi sampai saat ini belum jelas kan infonya. Jadi bantu saya cari info," katanya.

Namun begitu Masuni mengaku jika memang terdapat siswanya yang ikut dalam aksi tersebut tidak menutup kemungkinan hanya ikut ikutan saja. Terlebih lagi hingga saat ini pihak kepolisian belum mendatangi sekolah untuk menyampaikan informasi tersebut.

"Bisa jadi dia terprovokasi dan ikut ikutan. Yang penting cari nama dan kelas nanti bisa saya lacak. Bantu sekolah karena ini untuk pendidikan bangsa juga karena ini kan medsos agak bahaya juga tidak ada pembatasan," katanya.

Kontributor : Muhammad Iqbal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini