SuaraBanten.id - Pasangan suami istri asal Tangerang, Banten ditangkap Kejaksaan Tinggi atau Kejati Banten lantaran diduga melakukan korupsi dana kartu kredit salah satu cabang Bank BUMN di BSD Tangerang sebesar Rp5,1 miliar, Kamis (26/10/2023).
Pelaku korupsi berinisial FWR itu menjabat sebagai Priority Banking Officer (PBO). Sementara, suaminya berinsial HS merupakan seorang pegawai swasta juga turut diamankan.
Kepala Kejati Banten, Didik Farkhan Alisyahdi mengatakan, modus kedua pelaku melakukan manipulasi data nasabah fiktif untuk menabung sebesar Rp500 juta agar mendapatkan kartu kredit secara otomatis dengan limit mencapai Rp500 juta.
Pelaku kemudian menarik semua uang yang ditabungkan untuk kemudian ditabungkan kembali menggunakan data fiktif berbeda agar mendapatkan kartu kredit lain dengan jumlah yang sama.
"Itu membuka rekening fiktif dulu, Rp500 juta diisi, bukan atas nama dia (pelaku), kemudian jadi nasabah prioritas, dapat mengajukan kartu kredit limitnya Rp500 juta," kata Didik kepada awak media, Kamis (26/10/2023).
Pelaku bahkan menggunakan KTP fiktif yang jumlahnya mencapai puluhan untuk mengajukan kartu kredit selanjutnya.
"Uang yang ditabung itu dia tarik terus bikin lagi pakai KTP fiktif, dapat lagi kartu kredit, terus aja begitu sampai 41 KTP fiktif," paparnya.
Jumlah limit kartu kredit yang diajukan pelaku berfariasi mulai dari Rp200 juta hingga Rp500 juta hingga total kerugian Bank BUMN itu mencapai miliaran rupiah.
"Kartu kredit yang dia pegang itu dia ambil, ada yang Rp200 juta, ada Rp300 juta sampai totalnya itu Rp5,1 milyar. Itu dilakukan dari tahun 2020 sampai tahun 2021," ujar Didik.
Baca Juga: Bukan Gibran, Sosok Ini yang Diinginkan PAN Banten Jadi Cawapres Prabowo Subianto
Dengan jabatannya sebagai PBO di salah satu cabang Bank BUMN cabang BSD, pelaku dimudahkan dalam proses manipulasi data nasabah fiktif tersebut.
Sedangkan suaminya HS, bertugas menyiapkan identitas-identitas palsu yang akan dijadikan sebagai nasabah fiktif tersebut.
Kata Didik, pelaku HS kedapatan telah 10 kali melakukan pengajuan kartu kredit nasabah prioritas fiktif dengan menggunakan KTP foto dirinya dengan identitas yang berbeda-beda.
"Karena dia (FRW) sebagai PBO yang mengurusi nasabah prioritas itu, sehingga dengan kedudukannya itu dia bisa bobol itu (uang bank), itu istrinya. Kalau suaminya itu pegawai swasta, tapi yang memasok KTP dan identitas palsu itu suaminya. Pokoknya mereka ini bekerjasama," ujarnya.
"Ada 10 identitas dia (pelaku HS), jadi wajahnya dia tapi namanya beda," imbuh Didik merinci penjelasannya.
Kedua pelaku menggunakan kartu kredit yang didapatnya dari hasil manipulasi data nasabah fiktif untuk keperluan pribadi, termasuk untuk membeli barang-barang mewah.
Berita Terkait
-
Mantap Hijrah, Ivan Gunawan Jual Barang Branded dan Tutup Semua Kartu Kredit: Udah Nggak Penting!
-
Pengajuan Kartu Kredit BRI Kini Bisa Lewat Website Resmi: Solusi Keuangan Solutif, Relevan, Adaptif
-
Home Credit Bidik Kenaikan Transaksi 20 Persen di PRJ
-
Solusi Cepat Dana Tunai dari Kartu Kredit BRI: Pakai Fitur LOA di Super App BRImo
-
BI Perpanjangan Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit Hingga Akhir 2025
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
Terkini
-
BRI Consumer Expo 2025 Bandung, Tawarkan Promo KPR Bunga Ringan Mulai 2,40%
-
HUT ke-80 RI, BRI Hadirkan 8 Langkah Nyata untuk Indonesia Berdaulat dan Sejahtera
-
Sentuhan BRI, Gulalibooks Tembus Pasar Literasi Anak ke Malaysia dan Singapura
-
Maut di Ladang Baduy: 7 Warga Tewas Digigit Ular, Serum Anti Bisa Jadi Barang Langka
-
Istri Bos Pabrik Narkoba Serang Minta Ampun ke Presiden Prabowo Meski Vonis Belum Final