SuaraBanten.id - Balai Taman Nasonal Ujung Kulon (TNUK) secara resmi akan menutup jalur traking Semenanjung Ujung Kulon sejak awal bulan depan alias mulai 1 November 2023 mendatang .
Diketahui, jalur tracking yang ditutup meliputi, Cilintang - Karang Ranjang - Kalejetan - Legon Pakis yang termasuk dalam wilayah Semenanjung Ujung Kulon seluas 32 ribu hektare untuk wisatawan.
Berdasarkan Surat Edaran P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi penutupan Semenanjung Ujung Kulon mulai berlaku pada 1 November 2023.
Diketahui, penutupan wilayah Semenanjung Ujung Kulon untuk wisatawan dilakukan untuk mengembalikan area jelajah Badak Jawa hingga bisa terlihat di tempat-tempat yang dulu kerap dijumpai.
Ditutupnya area Semenanjung Ujung Kulon bagi wisatawan juga menjadi langkah Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mencegah terjadinya perburuan liar satwa-satwa yang ada di Kawasan TNUK.
"Karena memang badak itu sudah susah dijumpai di tempat yang biasanya dijumpai, artinya badak sudah tidak mau lagi ke situ karena sudah mulai rame orang," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, Senin (23/10/2023).
"Jadi kita menutup areal tersebut sehingga diharapkan badak bisa kembali ke lokasi yang dulu merupakan jalur-jalur wisata. Dan bisa dibilang begitu (antisipasi perburuan liar)," paparnya.
Ardi Andono juga mengungkapkan jika penutupan itu tidak berlaku kepada pihak yang ingin melakukan penelitian dan patroli di wilayah tersebut.
"Jadi kalau dilarang itu sudah tidak ada pengecualian orang masuk ke dalam TNUK, kecuali diperkenankan buat penelitian dan patroli," ujar Ardi Andono.
Baca Juga: Satgas TNUK Temukan Tulang Belulang Badak Jawa Korban Perburuan, Polisi Kejar Pelaku
Ditutupnya Semenanjung Ujung Kulon membuat wisatawan yang hendak berziarah ke Sanghiyang Sirah dipastikan sudah tidak bisa melalui jalur darat dan harus menggunakan perahu melalui jalur Perairan Bidur.
Sementara, tiga spot wisata paling populer yang ada di wilayah Semenanjung Ujung Kulon dan kerap dikunjungi wisatawan seperti Sungai Cigenter, Padang Savana Cidaon dan Tanjung Layar mengalami pembatasan kunjungan.
"Kunjungan ziarah ke Sanghiyang Sirah diperkenankan hanya melalui Bidur. Sungai Cigenter dan Cidaon sudah tidak bebas lagi, dulu masih bebas, sekarang dibuka siang hari saja, canoeing di Sungai Cigenter itu dibuka mulai jam 10 pagi sampai jam 2 siang dan maksimal hanya 30 orang" jelasnya.
"Dan untuk Cidaon itu dibuka dari jam 6 sampai jam 9 pagi dan dibatasi hanya bisa dikunjungi 50 orang. Kalau Tanjung Layar melalui Cibom masih bisa," terang Ardi.
Bahkan, pengamanan ketat mulai diberlakukan di wilayah Semenanjung Ujung Kulon dengan melibatkan unsur TNI atau Polri untuk rutin melakukan patroli mencegah masuknya para pemburu liar.
"Kita lakukan pengamanan lebih ketat dengan melibatkan polisi dan TNI, dan nanti ada marinir juga. Jadi mereka patroli terus, dan mereka juga akan patroli di dalam wilayah Semenanjung Ujung Kulon. Ada sekitar 15 personel dari unsur TNI dan Polri yang berjaga," ungkap Ardi.
Berita Terkait
-
Aurora Borealis Tak Lagi Jauh, Kini Hadir di Langit Asia Timur dan Bisa Diburu Wisatawan Indonesia!
-
5 Fakta Bocah Indonesia Dikepruk Botol Miras saat Mau Jumatan di Singapura, Siapa Pelakunya?
-
Liburan ke Rusia Kini Lebih Ramah untuk Wisatawan Indonesia, Cek Caranya
-
Balon Raksasa Setinggi Lebih dari 10 Meter Sambut Wisatawan di Stasiun Yogyakarta
-
Tradisi Bali Larang Wisatawan Menstruasi Masuk Pura, Ini Alasannya Menurut Adat
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Dilantik Jadi Sekda Banten, Deden Apriandhi Langsung Dihadapkan Tugas Berat: Satukan OPD
-
BPK Bongkar
-
Mahasiswa Nyambi Jadi Mucikari di Tangerang, Eksploitasi Gadis 17 Tahun
-
Eks Anggota DPRD Cilegon Dilaporkan ke Polda Banten, Diduga Serobot Lahan PT Pancapuri
-
Pondok Maharta Tangsel Terendam Banjir 1,4 Meter, 400 KK Terdampak