SuaraBanten.id - Faktor banjir yang merendam sejumlah pemukiman di Kampung Cigalempong, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak pada Selasa (2/11/2021) kemarin disebabkan meluapnya sungai Ciranjien.
Banyak warga yang menyebutkan, banjir itu disebabkan oleh aktivitas perusahaan tambang pasir di wilayah Rangkasbitung.
Mereka menyebut penyebab bencana alam tersebut akibat ulah PT Pasir Alam Makmur (PAM).
Perusahaan ‘Raksasa’ itu disebut-sebut membuat saluran pembuangan limbah sebesar 12 inchi ke Sungai Ciranjien.
Baca Juga: Sungai Meluap, Bencana Banjir Bandang Terjadi di Banjarnegara
Alhasil saat hujan besar, sungai tersebut meluap dan merendam pemukiman warga.
Namun fakta di lapangan ternyata ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir besar merendam pemukiman warga Cigalempong, Rangkasbitung.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama menerangkan saat banjir itu terjadi curah hujan sangat ekstrim terjadi di Sungai Cigelang yang terhubung ke Sungai Ciranjien, Cimanggu, Cikadu dan Cikambuy.
“Bencana ini tak bisa disebabkan oleh faktor tunggal. Jadi artinya ada faktor lain yang menyebabkan banjir besar merendam pemukiman warga Cigalempong,” kata Febby menyadur dari BantenHits -jaringan Suara.com, Jumat, 4 November 2021.
“Saat itu (banjir) tingkat hujan sudah masuk ke kategori sangat ekstrim sekitar 186.2 MM perhari di hulu sungainya yaitu Sungai Cigelang. Kan sungai itu juga terhubung ke Ciranjien, Cikadu, Cimanggu dan Cikambuy,”tambahnya.
Baca Juga: Jumlah Korban Jiwa Banjir Bandang Kota Baru Bertambah Jadi Dua Orang
“Curah itu hanya berbeda beberapa MM dengan curah hujan saat banjir bandang menerjang wilayah Lebak gedong sekitar 190mm beberapa waktu lalu,”timpal Febby lagi.
Kata Febby, pihaknya tidak menampik ada andil dari pihak perusahaan yang menyebabkan terjadinya banjir. Meski demikian yang perlu dilakukan saat ini adalah normalisasi sungai.
“Sedimentasi sungai itu juga sudah tinggi jadi perlu normalisasi. Sekarang kan normalisasi itu ranahnya pemerintah pusat jadi kita tidak leluasa untuk bertindak,”katanya.
“Jadi ada atau tidak ada pembuangan dari perusahaan banjir akan tetap terjadi selama normalisasi sungai belum dilakukan,” tambahnya.
Berita Terkait
-
Tragedi Berlipat di Gaza, Banjir Rendam Pengungsi di Tengah Serangan Israel
-
Pergerakan Tanah Meluas di Kadupandak Cianjur, 63 Rumah Rusak, Ratusan Warga Mengungsi
-
Badai Bert Lumpuhkan Irlandia dan Inggris: Ribuan Rumah Tanpa Listrik, Transportasi Lumpuh
-
Cara Happy Hearts Indonesia Bantu 90.000 Anak di Indonesia: Bangun Lebih dari 300 Sekolah Terdampak Bencana
-
Sempat Ingin Buru-buru Menikah, Anya Geraldine Akui Tertantang Pilih Suami yang Tepat
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Momen Pilkada, Harga Emas Antam Langsung Melonjak
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
Terkini
-
Tinjau Penanganan Banjir di Tangerang, Al Muktabar Dorong Pembuatan Turap Permanen
-
5 Produk yang Dijual di Blibli
-
Angka Pengangguran Turun, Helldy Agustian Klaim Terendah Sejak Cilegon Berdiri
-
TPA Rawa Kucing Bakal Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif Seperti Batu Bara
-
Pj Wali Kota Tangerang Intruksikan PUPR Bangun Turap di Wilayah Rawan Banjir