Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 07 Juni 2021 | 22:17 WIB
Tribun penonton Stadion Benten pasca direnovasi {Suara.com/Jehan Nurhakim]

SuaraBanten.id - Renovasi Stadion Benteng bagi sebagian  orang mungkin tidak begitu menggembirakan. Namun, bagi Manajer Persikota Tangerang  Mahdiar  yang punya kisah naik pagar hanya untuk nonton pertandingan  renovasi tersebut sangat bermakna.

Stadion Benteng menyimpan kisah tersendiri bagi Manajer Persikota Tangerang Mahdiar. Stadion Benteng jadi saksi bisu kejayaan Persita. Stadion Benteng jadi saksi kejayaan Persikota.

Bagi pecinta bola Stadion Benteng adalah rumah. Fanatisme kepada tim kebanggan kerap menjadi keharmonisan yang tampil disetiap laganya.

Stadion ini dibangun sejak 1987. Namun, diresmikan pertama kali pada 11 Januari 1989 oleh Gubenur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, Moh Yogie.

Baca Juga: Asal Usul Stadion Benteng, Markas Persikota Tangerang, Dulu Zona Merah Rawan Tawuran

Stadion yang luasnya mencapai 4,5 hektar ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya Tangerang. Laga-laga yang melibatkan Persikota dan Persita selalu menjadi jadwal wajib dan tidak boleh dilewatkan.

Tampak depan hasil renovasi Stadion Benteng. [Suara.com/Jehan Nurhakim]

Seiring berjalannya waktu hingga tahun 2012, markas Persita dan Persikota tak lagi bergemuruh. Pasalnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) meralarang kedua tim menggelar pertandingan di Stadion tersebut, akibat maraknya tawuran antar suporter.

Terlebih lagi persoalan pengelolaan aset stadion menambah kompleksitas. Hal ini menyebabkan Stadion kebanggaan Kota Tangerang itu tak terpakai dan kini terkesan kumuh.

Manajer Persikota, Mahdiar menjelaskan pada tahun 2020, aset Stadion Benteng diserahkan 50 persen dari Pemerintah Kota Tangerang Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Setelah penyerahan aseet itu, mulailah renovasi Stadion yang bersebalahan dengan SMA Negeri 2 Tangerang tersebut. Hal ini menjadi angin segar bagi kehidupan sepakbola Tangerang, apalagi para suporter yang lama tak bersuara.

Baca Juga: Markas Persikota Tangerang Tetap di Stadion Benteng Setelah Diakuisisi Gading Marten

"Tahun 2020 mulai bergerak perapihan ini, setelah assetnya diserahkan dari Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Kota Tangerang 50 persen, " kata Mahdiar saat ditemui di Stadion Benteng, Kota Tangerang, Senin (7/6/2021).

Pantauan Suara.com di Stadion Benteng, Kota Tangerang, Senin (7/6/2021) pukul 09.06 WIB, nampak di bagian depan di dominasi warna biru yang dilapisi kuning dan putih.

Kaca-kaca pun terlihat sehingga mempercantik bagian depan Stadion tersebut. Lampu-lampu LED pun terpasang disetiap pintu masuk Stadion.

Tim Suara mencoba memasuki bagian dalam dari Stadion tersebut. Terlihat tribun penonton untuk Timur dan Selatan hampir rampung. Jika dilihat dari kejauhan akan nampak tulisan 'TNG'.

Untuk utara dan selatan masih dalam perbaikan, bahkan Lampu stadion pun terlihat mati.

Mahdiar menceritakan, konsep Stadion Benteng yang baru mengurangi jumlah kapasitas penonton. Namun, untuk alasannya dirinya tidak bisa menjelaskan.

"Sepanjang yang saya tahu, konsepnya memang dihilangkan, tapi di stadion baru akan ada. mudah mudahan terealisasi di stadion baru. Harapannya (Persikota) gunakan stadion itu, " kata Mahdiar.

Dalam kesempatannya, Mahdiar menceritakan untuk menyaksikan laga Persikota, ia harus mengeluar uang sebesar Rp 5 ribu pada tahun 1997.

"Mulai dari SMP disini tiket Rp 5 ribu tahun 1997, terakhir berapa tiket 20.000 tribun. tahun 2004. itu tribun. VVIP 30 ribu posisi terakhir, " tutur.

Menariknya, pria yang juga menjadi camat Cibodas ini pernah menonton dengan gratis. Mulai dari menaiki pagar hingga datang setengah pertandingan.

"Mulia loncat-loncat naik pager, masuk pertengahan pertandingan biar enggak bayar pernahjuga itu. Tapi history dari stadion ini, " tutupnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More