SuaraBanten.id - Ustaz Abdul Azis sedang menerangkan kitab kuning, di hadapan para santri / Adi Mulyadi
Ngaji pasaran, itulah kira-kira julukan para santri mengkaji kitab kuning di Pondok Pesantren (Ponpes) selama bulan suci Ramadhan.
Salah satu pesantren yang menggelar ngaji pasaran yakni Ponpes Miftahul Hidayah yang berada di Kampung Gulacir, Desa Sukabares, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang. Selama bulan suci Ramadhan Ponpes Miftahul Hidayah dengan santrinya menghabiskan sebanyak 6 kitab kuning.
6 kitab kuning yakni, Ta’lim Muta’alim membahas tentang tata cara belajar, Tanqihul Qoul membahas tentang hadis-hadis rosul, Taqrib membahas tentang fiqih seperti tata cara solat dan lainnya, Daqoiqul Akhbar membahas cerita-cerita para ulama, Risalah Muawanah membahas golongan ulama ahli sufi, dan Uqudulujain membahas tentang kewajiban suami istri.
Baca Juga: Cium Kaki Bocah Hafiz Al Quran, Syekh Ahmad Al-Misry: Kaki Penuh Kemulian
SuaraBanten.id, mendapat kesempatan menggali informasi seputar ngaji pasaran dan kehidupan santri di Ponpes Miftahul Hidayah.
Sekira pukul 09.30 WIB, Ustaz Abdul Aziz memukul kentongan untuk membangunkan para santri. Santri bersiap untuk melaksanakan ngaji pasaran dari mulai mandi sampai dengan mengambil wudhu.
Satu persatu santri mulai memasuki majlis ta’lim Ponpes Miftahul Hidayah. Sebelum melaksanakan pengkajian kitab kuning, santri bersama Ustaz Abdul Aziz seperti biasanya membacakan solawat. Persis sekira pukul 10.10 WIB pengkajian kitab kuning dimulai, yakni kitab Uquduzain yang membahas tentang kewajiban suami dan istri.
“Inna imrotan, satuhune iku wong wadon, Ibadan, iku melakukaken ibadah wong wadon, ibadata ahli sama, kaye ibadahe penduduk langit (saat wanita melakukan ibadah, itu ibadahnya seperti penduduk langit-red),” kata Ustaz Abdul Aziz saat menjelaskan kitab kuning di hadapan para santri.
Baca Juga: Mengintip Pekulahan Bekas Wudhu Para Wali di Masjid Kasunyatan
Lantaran tidak ingin ketinggal artinya, para santri pun mencoret atau nenandai kitab kuning yang dibawanya untuk menterjemahkan bahasa dalam kitab kuning, sehingga dapat difahami oleh masing-masing santri.
Diungkapkan Ustaz Abdul Aziz, selama bulan suci Ramadhan ini dirinya bersama 25 santri selalu rutin menghabiskan waktu dari mulai pagi hingga larut malam. Ada jam-jam tertentu untuk mengkaji kitab tersebut.
“Kita itu disini mulai jam 10 siang sampai jam 12, terus istirahat, kita mulai lagi jam 2 siang sampai jam 4 sore, setelah itu kita mulai persiapan buat buka puasa. Nanti kita mulai lagi jam 9 malam sampai jam 12, setelah itu santri tadarus di masjid atau di pondok, seperti itu rutin setiap hari,” kata Ustaz Abdul Aziz.
Dikatakan Ustaz Abdul Aziz, dirinya bersama dengan para santri biasanya menghabiskan kajian sebanyak 6 kitab sampai dengan tanggal 22 Ramadhan, setelah itu pihaknya bersama dengan santri melakukan selametan dengan ditandai buka puasa bersama.
“Biasanya kita sampai tanggal 22 Ramadhan, abis itu buka puasa bersama atau selametan lah. Supaya ilmu yang kita dapat itu bisa bermanfaat dan bisa diterapkan dan diajarkan oleh para santri,” katanya.
Selain santri Ponpes Miftahul Hidayah, lanjut Ustaz Abdul Aziz, ada juga santri dari luar pesantrennya serta masyarakat biasa pun banyak yang mengikuti Ngaji Pasaran seperti para pekerja sampai dengan pengusaha.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
Maher Zain Batal Konser, EO Lokal Gugat Dua Perusahaan Bayar Rp 1,2 Miliar
-
Peluklah Luka, Merayakan Duka: Makna 'Perayaan Mati Rasa' di Netflix
-
Kini Rilis di Netflix, Film Perayaan Mati Rasa Kembali Trending
-
Penyerang Timnas Indonesia Diminta Jangan Terlalu Hormat ke Pemain Asing
Tag
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Kelebihan Bayar Lahan RSUD dan Puspemkab Tangerang Rp26 Miliar Disorot BPK
-
Ekspor Banten di Smester 1 Capai 3,6 Dolar Amerika
-
17 SPBU di Lebak Banten Tak Terdaftar Sebagai 'Wajib Pajak'
-
Kasus Kekerasan Seksual Marak, Wali Kota Tangsel Minta RT Hingga Camat Turun Tangan
-
Ditinggal Kerja ke Arab Saudi, Gadis 9 Tahun di Serang Dicabuli Pacar Sang Ibu