Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 24 Maret 2021 | 02:36 WIB
Kepala Dindikbud Kota Tangsel Taryono (Suara.com/Wivy)

SuaraBanten.id - Dinas Penddidikan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menargetkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Tangsel akan dilakukan Juli 2021.

Target PTM itu dianggap sudah sesuai intruksi Mendagri Nomor 6 tahun 2021 terkait PPKM Mikro yang memperbolehkan daerah zona kuning penyebaran Covid-19 menggelar PTM secara bertahap.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel Taryono mengatakan, rencananya PTM akan digelar dengan hanya menghadirkan 50 persen siswa di kelas.

"Nantinya akan dibagi kelompok A dan B. Kelompok A misalnya Senin dan Selasa, lalu kelompok B Kamis dan Jumat. Jadi dalam satu minggu hanya dua hari belajar di sekolah," kataya.

Baca Juga: Belajar Tatap Muka di Tangsel Dimulai Juli, Ini Persyaratannya

"Itu pun bertahap, tidak seluruh sekolah dibuka, tergantung kesiapan prokes. Kemudian, jumlah siswanya harus 50 persen dari kapasitas normal," paparnya.

Taryono menyebut, pihaknya kini tengah mempersiapkan proses belajar tatap muka di sekolah mulai dari tingkat SMP, SD hingga TK/PAUD.

"Mudah-mudahan awal tahun pelajaran baru bulan Juli 2021 bisa melaksanakan PTM secara bertahap. Itu juga memang sejalan apa yang diinginkan oleh pemerintah pusat," katanya, Selasa (23/3/2021).

Taryono mengklaim, seluruh SMP, SD dan TK/PAUD di Tangsel sudah siap menerapkan protokol kesehatan untuk menyambut PTM.

"Berdasarkan cek di lapangan, sekolah telah siap menerapkan prokes. Tapi tidak hanya itu, syarat PTM harus ada izin dari orang tua," katanya.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Jepara, Ini yang Perlu Diantisipasi Disidikpora

Hingga menunggu PTM tersebut dimulai, Taryono meminta, agar orang tua bersabar mendampingi anaknya melakukan pembelajaran daring di rumah.

Dia menuturkan, orang tua memiliki peran penting dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara online tersebut.

Yakni dengan berkomunikasi yang tepat untuk membantu penguatan mental anak selama belajar di rumah.

"Harus bersabar. Bahwa kualitas interaksi orang tua dan anak, bukan masalah waktu, durasi dan kuantititas, tapi dari kualitas. Jangan sampai anak merasa depresi, kesepian. Perhatikan komunikasi berkualitas untuk menjaga perkembangan mental dan psikososial anak," tuturnya.

Load More