Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 17 Januari 2021 | 19:28 WIB
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo (kanan) saat konferensi pers di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (21/12/2020). [ANTARA/ Anita Permata Dewi]

SuaraBanten.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengajukan nama Komjen Listyo Sigit Prabowo ebagai calon tunggal Kapolri.

Nama Sigit diajukan untuk bersiap menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun.

Berbagai dukungan terhadap Sigit disampaikan berbagai kalangan. Mulai dari partai politik maupun tokoh masyarakat dan agama.

Salah satunya dari tokoh masyarakat dan ulama Banten, KH. Embay Mulya Syarif.

Baca Juga: Listyo Sigit Calon Kapolri, Sinterklas Berpeci Ini Berikan Komentar Menohok

Embay menilai, keputusan Jokowi mengajukan Sigit sebagai calon tunggal Kapolri sudah tepat.

Embay menjelaskan, sewaktu masih menjabat Kapolda Banten, Sigit mampu menyelesaikan sejumlah kasus.

"Berapa kasus beliau bisa bongkar di Banten, beliau tidak ragu dalam menegakan hukum. Mudah-mudahan beliau lancar dalam fit and proper test-nya,” ucap Embay dikutip dari Bantennews.co.id—jaringan Suara.com—Minggu (17/1/2021).

“Beliau insya Allah mampu, beliau profesional yang tentu saja dengan pengalaman yang cukup banyak. Semoga Polri akan berjaya dan makin profesional dibawah kepemimpinan Pak Sigit,” harapnya.

Embay menyebut, saat masih jadi Kapolda Banten, Sigit pernah memelopori pengajian kitab kuning karangan maestro dari Banten, Syekh Nawawi Al-Bantani, Tanara, Banten.

Baca Juga: Dukungan Habib Hasan Mulachela untuk Listyo Sigit Sebagai Calon Kapolri

Pengajian itu berlangsung tiap Kamis di masjid Banten Lama, Kelurahan Banten, Kota Serang.

Meski sebelumnya, sempat mendapat penolakan dari sebagian kecil tokoh masyarakat di Banten, Sigit membuktikan dirinya bisa menjalin hubungan yang sangat dekat dengan alim ulama di Bumi Jawara dan Ulama ini.

Terhadap kelompok intoleran, Sigit membuktikan bahwa dirinya luwes dan bisa berdampingan akrab bersama ulama di Banten.

Dalam kegiatan istighosah di Banten, Sigit tidak pernah absen. Hal itu yang membekas dalam kenangan tokoh dan ulama di Banten.

“Beliau sering datang berkunjung (ke tokoh masyarakat dan ulama), malah beliau pula yang memelopori pengajian kitab kuning, karangan Syeh Nawawi Al-Bantani di Masjid Banten setiap hari Kamis,” ujar Embay.

Load More