SuaraBanten.id - Pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga emas berjangka terpantau turun signifikan. Salah satu penyebabnya, kenaikan dolar AS dan rebound yang kuat di sektor manufaktur Amerika Serikat (AS) yang memicu harapan pemulihan ekonomi meningkat di tengah pandemi COVID-19.
Kontrak harga emas paling aktif terkait pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terpantau anjlok 34,2 dolar AS atau 1,73 persen, ditutup pada 1.944,70 dolar AS per ounce.
Padahal, sehari sebelumnya, harga emas berjangka naik tipis 0,3 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.978,90 dolar AS.
Penguatan harga emas berjangka sebesar 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.978,60 dolar AS terjadi pada Senin (1/9/2020). Setelah sebelumnya melambung 42,3 dolar AS atau 2,19 persen menjadi 1.974,90 dolar AS pada Jumat (28/8/2020), dan jatuh 19,9 dolar AS atau 1,02 persen menjadi 1.932,60 dolar AS pada Kamis (27/8/2020).
Baca Juga: Ini Syarat Sri Mulyani Agar Ekonomi RI Bangkit dari Resesi Tahun Depan
“Faktor utamanya adalah dolar yang lebih kuat. (Emas) bergerak dalam arah yang sepenuhnya berlawanan dengan dolar hari ini," kata Edward Meir, seorang analis ED&F Man Capital Markets, melansir Antara.
Angka pesanan pabrik AS yang baik untuk Juli juga jadi faktor yang membebani nilai logam mulia. Mata uang dolar juga menguat 0,5 persen, setelah sebelumnya berada di level terendah dalam dua tahun terakhir.
Pesanan barang buatan AS bahkan lebih besar dibandingkan perkiraan pada Juli lalu, sementara data manufaktur AS pada Selasa (1/9/2020) menunjukkan aktivitas mengalami percepatan mendekati level tertinggi dua tahun pada Agustus.
"Sejauh menyangkut ekonomi, Anda akan mendapatkan sedikit kenaikan dalam data ekonomi tetapi Anda tidak akan mendapatkan perubahan signifikan dalam ekonomi apa pun, tidak untuk waktu yang lama," kata Kepala Analis Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, di Chicago.
ia mengklaim, para investor saat ini fokus pada laporan klaim awal pengangguran AS pada Kamis waktu setempat dan data penggajian non-pertanian pada Jumat (4/9/2020).
Baca Juga: Akibat Covid-19, Banyak Pesta Pernikahan Pangkas Tamu Undangan
"Emas akan tetap didukung ketika para pembeli yang tetap aktif di tengah kewaspadaan dampak pandemi dan lingkungan suku bunga yang lebih rendah," tulis Direktur Pelaksana RBC Wealth Management George Gero.
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini 20 April, Level Mulai Stabil?
-
Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Terbaru, Minggu 20 April 2025
-
Terungkap! Ini Biang Kerok Harga Emas Terus Meroket di 2025, Lengkap dengan Harga Akhir Pekan
-
Alarm Trump, Barang Impor Makin Banyak Masuk Indonesia hingga PHK
-
Rupiah Tembus Rp 17.000 Bikin Harga Barang Naik hingga Utang Membengkak
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
Terkini
-
Ratu Zakiyah-Najib Unggul Quick Count, Direktur Tim Pemenangan: Masyarakat Ingin Perubahan
-
PSU Kabupaten Serang: Andika-Nanang Kalah Telak di Kandang Ratu Zakiyah
-
Ratu Zakiyah-Najib Menang 76 Persen Hasil Real Count Tim Pemenangan
-
Bawaslu RI Dalami Keterkaitan 12 Orang Pelaku Politik Uang dengan Tim Kampanye di Serang
-
BRImo Tambahkan Fitur Dua Bahasa, Makin Mudah Digunakan