Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 12 Mei 2020 | 15:08 WIB
Rusmini tinggal di rumahnya yang reot. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

SuaraBanten.id - Hidup dalam kemiskinan di tengah pandemi Corona yang tak tahu kapan berakhirnya menjadi cobaan yang kini dihadapi Rusmini. Nenek berusia 71 tahun tersebut kini hidup sebatang kara dalam bangunan rumah yang reot dan lapuk.

Meski tinggal di rumah yang didiaminya selama ini, Warga Kampung Teras Tayib RT 06/RW 03 Desa Kamaruton Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang tak bisa menikmati fasilitas seperti layaknya warga lain.

Sehari-hari, Rusmini mengandalkan penerangan listrik dari tetangganya yang masih terhitung keponakan. Pun untuk memasak, dia masih menangdalkan tungku yang menggunakan kayu bekas untuk menghasilkan api.

"Listriknya dapat ikut ke ponakan, ikut juga eggak pernah bayar. Iya tuh, acak-acakan rumahnya juga," kata Nenek Rusmini yang hanya bisa berbicara bahasa Jawa Serang (Jaseng) saat ditemui di kediamannya, Senin (11/05/2020).

Baca Juga: Kisah Eros Jatuh Miskin saat Wabah Corona, Akhirnya Jadi Manusia Karung

Meski hidup dalam kemiskinan, Rusmini tak pernah sekalipun mendapat bantuan program sosial maupun kesehatan dari pemerintah daerah pun pemerintah pusat.

"Enggak dapat bantuan, cuma dapat bantuan beras doang dari Pak Camat. Enggak pernah dikasih apa-apa. Saya minta tolong dibantuin, tapi enggak bisa katanya. KTP, KK juga ada," katanya.

Rumah Rusmini. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

Meski begitu, Rusmini tetap berusaha hidup mandiri. Dia mengaku untuk menyambung hidup dan bisa makan sehari-hari, terpaksa mengais sisa gabah atau butiran padi di sawah, ketika musim panen datang.

Terkadang, Rusmini harus mencari ikan di sawah dan sungai untuk dijual kembali. Jika tak laku, gabah dan ikan kecil itu diolah untuk makan sehari-hari. Jika beruntung, ada warga yang membeli karena kasihan dengannya.

"Makannya dikasih, kadang ada yang ngasih, kadang dari bekas padi di sawah, (gabah nyari di sawah) paling dapat setengah ember. Cari ikan kecil-kecil di kali (sungai) untuk dijual lagi. Ada aja (yang beli) kalau kasihan mah," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Petani Tolak Bantuan Sembako: Saya Miskin, Tapi yang Butuh Banyak

Salah satu warga setempat yang berupaya membantu Nenek Rusmini mengaku sudah berusaha agar sang nenek bisa mendapatkan bantuan dengan mengumpulkan KTP dan KK dalam pendataan bantuan. Namun kenyataannya, hingga kini tak pernah sekalipun Rusmini menikmati bantuan.

Load More